RI Butuh Investasi Rp9.830 Triliun buat Proyek Hilirisasi sampai 2040

Jakarta, IDN Times - Pemerintah menyatakan Indonesia membutuhkan investasi senilai 618 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp9.830 triliun (kurs Rp15.870 per dolar AS), untuk melanjutkan pengembangan industri hilir sampai 2040.
“Kita lihat adalah total investasi dibutuhkan juga sangat-sangat besar, hingga 2040 angkanya sudah ada adalah 618 miliar dolar AS,” kata Menteri Investasi dan Hilirisasi/ Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2024 di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (11/12/2024).
1. Bakal dongrak PDB hingga Rp3.743 triliun

Rosan mengatakan, dengan investasi di proyek hilirisasi tersebut, Produk Domestik Bruto Indonesia (PDB) akan meningkat senilai 235,9 miliar dolar AS atau setara Rp3.743 triliun.
Namun yang terpenting, kata Rosan, pemerintah melihat investasi di proyek hilirisasi akan menyerap tenaga kerja lebih dari 3 juta orang.
“Yang paling penting adalah penciptakan lapangan pekerjaan kurang lebih mencapai 3 juta lebih lapangan kerja baru,” tutur dia.
2. Bakal dongkrak ekspor lebih dari Rp13 ribu triliun

Tak hanya itu, menurut Rosan, hilirisasi industri, terutama hilirisasi terhadap komoditas perkebunan, pertanian, pertambangan, kelautan dan perikanan, diyakini akan mendongkrak nilai ekspor lebih dari Rp13 ribu triliun.
“Selain itu ekspor juga diproyeksikan mencapai 857,9 miliar dolar AS (setara Rp13.614 triliun),” tutur dia.
3. Ada 28 komoditas yang berpotensi digenjot hilirisasinya

Rosan mengatakan, ada 28 komoditas yang berpotensi digenjot hilirisasinya. Berikut daftar hilirisasi yang berpotensi bisa digenjot:
- Nikel
- Timah
- Tembaga Bauksit
- Besi baja
- Emas perak
- Batu bara
- Aspal buton
- Pasir silika
- Mangan
- Kobalt
- Logam tanah jarang
- Minyak bumi
- Gas bumi
- Kelapa sawit
- Kelapa
- Karet
- Cokelat
- Pala
- Bahan bakar nabati (biofuel)
- Kayu
- Getah pinus
- Udang
- Ikan TCT
- Ikan tilapia
- Rajungan
- Rumput laut
- Garam.
Rosan mengatakan, Indonesia memiliki sumber daya terbesar atas 28 komoditas tersebut, misalnya seperti nikel, kelapa, kelapa sawit, pala, ikan TCT, ikan tilapia, biofuel, dan sebagainya.
“Memang kalau saya sampaikan Indonesia ini sangat-sangat disayang oleh Allah SWT, kita diberikan begitu banyak karunia, kita diberikan begitu banyak berkah, sehingga banyak hal yang kita bisa lakukan, dan tentunya kita harus jalankan ini secara terbuka, proper dengan governance yang selalu ada,” ujar dia.
Rosan mengatakan, pemerintah sudah memetakan wilayah-wilayah di Indonesia yang menjadi sumber dari 28 komoditas tersebut.
“Kami sudah memetakan tidak hanya dari segi 20-an komoditas, tetapi juga dari segi reservasinya, dari segi di mana mereka itu berada, provinsinya, kotanya, kami juga sudah petakan, termasuk teknologinya dan para investor-investor yang sudah berinvestasi di bidang ini di mancanegara, itu juga sudah kami petakan ke depannya,” ucap Rosan.