Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Indonesia Telah Terbitkan Sukuk Hijau hingga Rp185,6 Triliun

ilustrasi memantau performa green sukuk (unsplash.com/Jason Briscoe)
ilustrasi memantau performa green sukuk (unsplash.com/Jason Briscoe)
Intinya sih...
  • Indonesia menerbitkan sukuk hijau sejak 2018 dan telah meraih 16 penghargaan internasional.
  • Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap sukuk hijau dapat mendukung pembangunan infrastruktur yang melibatkan sektor swasta.

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan total penerbitan obligasi hijau syariah atau sukuk hijau (green sukuk) Indonesia telah mencapai Rp185,6 triliun hingga tahun ini.

“Total penerbitan kita telah mencapai 6,6 miliar dolar AS (setara Rp106,92 triliun dengan kurs Rp16.200 per dolar AS) secara global, dan Rp78,8 triliun secara domestik,” kata Sri Mulyani dalam agenda International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta, Kamis (12/6/2025).

1. RI menjadi negara pertama yang terbitkan green sukuk

Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga (IDN Times/Aditya Pratama)

Ia menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu negara pertama di dunia yang menerbitkan sukuk hijau. Adapun sukuk ini diterbitkan kali pertama pada 2018 dan secara konsisten melanjutkan penerbitannya pada tahun-tahun berikutnya.

Sejak pertama kali diterbitkan, sukuk hijau Indonesia telah meraih 16 penghargaan internasional, termasuk dari IFR Asia, Islamic Finance News, Finance Asia, Euromoney, The Asset Triple A, Climate Bond Initiative, dan Cambridge IFA. Sementara itu, penerbitan sukuk hijau ritel domestik telah dilakukan sejak 2019 sebagai bagian dari sukuk tabungan (sukuk savings) dan dijual melalui platform daring (e-SBN).


Selain penerbitan sukuk hijau global dan ritel domestik, Pemerintah Indonesia juga mengembangkan instrumen domestic wholesale green sukuk.

2. Green sukuk diharapkan bisa topang pembangunan infrastruktur berkelanjutan

Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dengan pengalaman penerbitan Green Sukuk dalam beberapa tahun terakhir, Sri Mulyani berharap instrumen ini dapat terus dikembangkan dan menjadi landasan yang kokoh bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

“Green Sukuk diharapkan dapat menjadi instrumen yang kuat untuk mendukung pembangunan infrastruktur, terutama yang melibatkan partisipasi sektor swasta,” ujarnya.

Green Sukuk digunakan untuk membiayai berbagai proyek ramah iklim, seperti energi terbarukan, efisiensi energi, transportasi berkelanjutan, pengelolaan limbah, dan ketahanan iklim.

3. Grenn Sukuk untuk topang pembanhunan berkelanjutan

Ilustrasi Obligasi Syariah. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Obligasi Syariah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun pemerintah Indonesia telah memelopori penggunaan instrumen pembiayaan inovatif dengan menerbitkan Green Sukuk, SDG Bonds, dan Blue Bonds.

Penerbitan inatrumen ini untuk mendanai proyek-proyek yang berdampak positif bagi lingkungan, masyarakat, dan mendukung pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us