Anggaran Kesehatan Tahun Depan Diproyeksi Menurun

Pemerintah berasumsi pandemik nol tahun depan

Jakarta, IDN Times - Anggaran untuk kesehatan di dalam Kerangka Ekonomi Makro (KEM) 2023 dipastikan mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Pendidikan masih di kisaran di atas Rp550 triliun bahkan mendekati Rp598 triliun. Perlinsos masih akan sangat tinggi, sementara untuk kesehatan akan mengalami penurunan dibandingkan situasi 2020, 2021, 2022," ucap Sri Mulyani dalam Raker dengan Banggar DPR RI, Selasa (31/5/2022).

Penurunan itu disebabkan asumsi pemerintah yang menganggap minimnya angka kasus COVID-19 tahun depan.

Baca Juga: Rincian Anggaran Pemilu Rp76,6 T, Termasuk Biaya Program dan Gaji KPPS

1. Anggaran untuk kesehatan tahun depan

Anggaran Kesehatan Tahun Depan Diproyeksi MenurunIlustrasi APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sri Mulyani menambahkan, selama tiga tahun terakhir, aspek pandemik COVID-19 mendominasi belanja kesehatan. Secara nominal, angka yang diproyeksikan untuk belanja kesehatan tahun depan lebih kecil dari periode 2020, 2021, dan 2022.

Pada 2020, total belanja kesehatan sebesar Rp177,3 triliun. Kemudian anggaran tersebut naik pada 2021 menjadi Rp312,4 triliun dan turun ke Rp255,4 triliun pada periode 2022.

"Jadi tahun depan apabila kita mendesain belanja kesehatan antara Rp153 triliun hingga Rp209 triliun, kalau dilihat levelnya memang lebih rendah dibandingkan 2020, 2021, dan 2022. Namun dengan asumsi bahwa belanja untuk pandemik akan sangat menurun tajam atau hampir nol maka total belanja ini jauh lebih besar," papar Sri Mulyani.

Baca Juga: Menkeu Sebut Anggaran Kesehatan Tak Lagi Diprioritaskan buat COVID-19

2. Belanja kesehatan untuk nonpandemik lebih besar

Anggaran Kesehatan Tahun Depan Diproyeksi MenurunPetugas BPJS Kesehatan menunjukan kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) online (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Dengan asumsi tersebut maka Sri Mulyani meyakini belanja kesehatan nonpandemik tahun ini justru lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Sebagai informasi, belanja kesehatan non pandemik pada 2020 sebesar Rp119,9 triliun, kemudian bertambah menjadi Rp121,8 triliun pada 2021, dan 2022 sebesa Rp139 triliun.

"Dibandingkan belanja kesehatan non pandemik yang hanya Rp139 triliun tahun ini dan tahun sebelumnya bahkan hanya Rp121 dan Rp119 triliun, artinya kita tetap memfokuskan belanja kesehatan yang memang secara struktural harus diperbaiki," tutur Sri Mulyani.

Baca Juga: Apa Bedanya JHT Aturan Baru dengan Jaminan Pensiun?

3. Program prioritas kesehatan

Anggaran Kesehatan Tahun Depan Diproyeksi MenurunImunisasi bayi di tengah pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/Fauzan)

Anggaran belanja kesehatan tahun depan akan digunakan untuk beberapa program prioritas yang telah dicanangkan pemerintah.

"Untuk Jamkesnas membantu masyarakat miskir agar tetap mendapatkan jaminan kesehatan. Kemudian pengendalian penyakit dan imunisasi layanan kesehatan dan penurunan stunting serta pembangunan sarana prasarana kesehatan yang tetap akan diperbaiki di seluruh pelosok Tanah Air," beber Sri Mulyani.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya