Mengenal Reality Chain, Metaverse dengan Nilai 1 Juta Dolar per Bulan

Reality Chain hadir dalam Presidensi G20 Indonesia

Nusa Dua, IDN Times - Perkembangan teknologi metaverse saat ini menjadi isu yang dibahas dalam Presidensi G20 Indonesia. Satu teknologi lain dari pengembangan metaverse yang dibahas dalam G20 Indonesia adalah Reality Chain.

Dalam Festival Ekonomi Digital Indonesia (FEKDI) G20 Indonesia di Nusa Dua, Bali, Reality Chain melalui myriad.town berkesampatan untuk tampil dan bertemu dengan perwakilan industri lainnya.

Pada kesempatan tersebut, CEO Realitychain, Adam Ardisasmita menjelaskan nilai ekonomi dari inovasi metaverse tersebut. Hal itu berkaitan dengan penciptaan ruang digital untuk bertemunya pelaku-pelaku dari metaverse.

"Potensi ekonomi di Reality Chain saja bisa mencapai 1 juta dolar AS per bulannya. Jika kita berkaca kepada transaksi di NEAR yang bisa 6 juta dolar AS per bulan, angka itu masih masuk akal," ucap Adam, Sabtu (16/7/2022).

1. Developer metaverse mesti saling bekerja sama

Mengenal Reality Chain, Metaverse dengan Nilai 1 Juta Dolar per Bulanilustrasi rekan kerja (pexels.com/ThisIsEngineering)

Kendati begitu, potensi atau nilai ekonomi dari Reality Chain tersebut tidak bisa tercapai tanpa adanya kerja sama antara pengembang atau developer metaverse.

Oleh karena itu, Adam menyampaikan perlunya kolaborasi antar-developer metaverse tersebut.

"Semua bisa tercapai asalkan kolaborasi dengan berbagai industri dilakukan tanpa henti," katanya.

Baca Juga: Tak Dapat Restu Pusat, Pemprov Banten Batal Buka Sekolah Metaverse

2. Tujuan Reality Chain

Mengenal Reality Chain, Metaverse dengan Nilai 1 Juta Dolar per Bulanilustrasi memasuki lingkungan teknologi immersive (IDN Times/Bayu D. Wicaksono)

Sebagai informasi, Reality Chain memiliki tujuan tidak hanya membuat ruang digital untuk bertemu, melainkan juga menghasilkan nilai yang bisa dipertukarkan.

Chief Blockchain Officer Realitychain, Pandu Sastrowardoyo, mengatakan bahwa jika tujuannya hanya untuk membuat ruang digital biasa untuk bertemu, maka siapapun bisa membuatnya.

"Ada kepemilikan tanah, bangunan, tiket, fashion, sampai avatar, yang bisa menciptakan nilai yang bisa dipertukarkan. Ini yang membedakan metaverse, terutama yang kami buat, dengan ruang meeting digital biasa," kata dia.

3. Pentingnya G20 Indonesia dalam pengembangan Reality Chain

Mengenal Reality Chain, Metaverse dengan Nilai 1 Juta Dolar per BulanIlustrasi metaverse. (Unsplash.com/Vinicius "amnx" Amano)

Sementara itu, Adam menambahkan, potensi atau nilai ekonomi tersebut kemungkinan besar bisa tercipta dengan bertemunya beragam perwakilan industri di FEKDI G20 Indonesia.

Seluruh industri tersebut diharapkan bisa saling mengenal, belajar, dan berkolaborasi.

"Ada banyak wakil masing-masing industri yang dipercayakan oleh Bank Indonesia di sini, mulai dari game, wastra dan turunannya, kerajinan, souvenir, merchandise, sampai makanan dan minuman olahan. Kami mendapat kesempatan berjejaring dan membangun kolaborasi," tutur Adam.

Banyak pihak, sambung Adam, tertarik berkolaborasi dengan inovasi metaverse yang terbilang baru tersebut.

"Beberapa pejabat pemerintahan, mahasiswa IT, hingga pelaku fintech tertarik mencoba dan menjajagi kerja sama untuk pengembangan bisnisnya," ujarnya.

Baca Juga: UGM Bakal Luncurkan Prototipe Candi Borobudur Versi Metaverse  

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya