Warga Rempang Curhat ke Bahlil: Kami Tidak Tolak Investasi

Warga Rempang dipindah ke Tanjung Banun

Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menceritakan kunjungannya ke Pulau Rempang di Batam kepada anggota Komisi VI DPR dalam Rapat Kerja yang digelar Senin (2/10/2023).

Dalam ceritanya, Bahlil mengungkapkan bertemu dengan banyak warga Rempang, mulai dari tokoh yang dituakan hingga anak-anak korban gas air mata dalam kisruh-aparat pada 7 September lalu.

Bahlil pun mendapatkan banyak cerita dari warga Rempang yang ditemuinya. Curhatan mereka pun didengar oleh Bahlil yang memang mendapatkan tugas dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk mencarikan solusi atas persoalann di Rempang.

"Apa permintaan mereka? Pertama mereka tidak menolak investasi. Mereka sampai mengatakan kiamat lima kali pun Rempang ini gak jalan kalau gak ada investasi. Jadi, mereka welcome dan saya bangga serta senang mendengar itu," ujar dia.

Baca Juga: Bahlil: Warga Pulau Rempang Bukan Direlokasi tapi Digeser

1. Curhat warga Pulau Rempang

Warga Rempang Curhat ke Bahlil: Kami Tidak Tolak InvestasiPlang nama Pulau Rempang (IDN Times / Putra Gema Pamungkas)

Kemudian, para warga juga meminta kepada pemerintah untuk menghargai keberadaaan mereka yang sudah turun temurun tinggal di Rempang.

Ketiga, sambung Bahlil, warga Rempang tidak ingin dipindahkan ke Pulau Galang karena merasa bukan warga pulau tersebut. Mereka ingin dipindahkan ke wilayah yang masih masuk Pulau Rempang.

"Keempat hak-hak yang mereka dapat seperti apa. Kelima, investasi ini jangan hanya rakyat yang jadi pekerja, tapi ikut ambil bagian sebagai subjek dan objek investasi. Jadi, mungkin mereka bisa menjadi pengusaha, kontraktor, supplier-nya yang berikut kalau mereka digeser tidak boleh menghilangkan mata pencaharian nelayan. Keenam, mereka pengen kuburan-kuburan, kampung tua jangan diapa-apain," papar Bahlil.

Baca Juga: Di depan DPR, Bahlil Cerita Awal Mula Konflik 7 September di Rempang

2. Dipindah ke Tanjung Banun

Warga Rempang Curhat ke Bahlil: Kami Tidak Tolak InvestasiSuasana di Pulau Rempang (IDN Times/Indah Permata Sari)

Bahlil menambahkan, warga Pulau Rempang tersebut akan dipindah ke wilayah lain yang masih masuk dalam kawasan Rempang. Hal itu untuk mengakomodasi permintaan warga Pulau Rempang yang tidak ingin dipindah ke luar Rempang.

"Prioritas pergeseran penduduk total 961 KK dan ke kampung Tanjung Banun yang sesuai arahan Presiden kepada PU dan kami langsung jadikan sebagai kampung percontohan," ucap Bahlil.

3. Kompensasi tanah dan rumah

Warga Rempang Curhat ke Bahlil: Kami Tidak Tolak InvestasiMasyarakat Rempang mendengarkan sosialisasi dari petugas yang datang kerumah (IDN Times/Indah Permata Sari)

Di Tanjung Banun nanti pemerintah telah sepakat bahwa per kepala keluarga yang mengalami pergeseran akan diberikan tanah 500 meter persegi dalam bentuk sertifikat hak milik.

Kemudian, diberikan juga rumah tipe 45 senilai Rp120 juta. Namun, jika harga rumahnya melebihi dari Rp120 juta maka kelebihannya tetap akan dibayarkan oleh pemerintah dengan mekanisme penilaian oleh KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik).

"Kalau katakanlah hasil penilaiannya benar Rp500 juta, maka Rp120 juta ini dibiayai langsung dan ditambah lagi dengan Rp380 juta, sehingga menjadi Rp500 juta rupiah. Jadi yang berlebih itu pasti dibayarkan sesuai dengan aturan yang ada,” ujar Bahlil.

Baca Juga: Bahlil Klaim 322 KK Sukarela Dipindah dari Rempang

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya