Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah Awal Pekan Masih Lesu di Rp15.700-an per Dolar AS

ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Rupiah melemah terhadap dolar AS, mencapai Rp15.749 per dolar AS pada awal pekan.
  • Pengamat pasar memperkirakan rupiah akan terus melemah dipengaruhi oleh hasil pilpres AS dan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah tercatat melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (4/11/2024) pagi.

Berdasarkan data dari Bloomberg, rupiah berada di level Rp15.749 per dolar AS, melemah 17 poin atau 0,11 persen dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan.

1. Data-data perekonomian AS pengaruhi pelemahan rupiah

Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong memperkirakan rupiah akan melemah terhadap dolar AS, yang kembali menguat meskipun data pekerjaan AS yang diukur dengan Non-Farm Payroll (NFP) dan data manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) lebih lemah dari perkiraan.

NFP adalah data yang menunjukkan jumlah pekerjaan di luar sektor pertanian dan sering menjadi indikator kesehatan ekonomi AS. Sementara itu, data manufaktur ISM mencerminkan aktivitas sektor manufaktur, yang turut menjadi barometer ekonomi.

"Investor mengantisipasi pilpres AS minggu ini yang apabila dimenangkan oleh Trump akan berpotensi menguatkan dolar AS lebih jauh," ujarnya.

Di sisi lain, hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) atau komite kebijakan moneter Federal Reserve juga dinantikan untuk memahami arah kebijakan suku bunga dan ekonomi AS ke depan.

2. Pelaku pasar soroti peluang Trump kembali jadi presiden

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan data pada Kamis menunjukkan belanja konsumen AS tumbuh lebih dari perkiraan pada September, mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat menjelang akhir tahun.

Inflasi berdasarkan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), indikator yang diawasi oleh Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) tercatat 2,1 persen pada September, turun dari 2,3 persen pada Agustus.

"The Fed kemungkinan akan melanjutkan pemotongan biaya pinjaman jangka pendek AS sebesar seperempat poin persentase minggu depan," kata Ibrahim.

Di sisi lain, intelijen Israel mengindikasikan Iran mungkin merencanakan serangan dari Irak dalam beberapa hari mendatang, sebelum pemilihan presiden AS.

Di China, aktivitas manufaktur menunjukkan pertumbuhan pada Oktober, seperti yang ditunjukkan oleh survei swasta dan survei resmi, menandakan langkah-langkah stimulus mulai berdampak positif.

3. Proyeksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini

Lukman memprediksi mata uang Garuda akan bergerak dalam rentang Rp15.700 hingga Rp15.850 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Sementara Ibrahim memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp15.720 hingga Rp15.790 per dolar AS.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us