Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah Ditutup Menguat Rp15.503 usai Pelantikan Menteri-Wamen Prabowo

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Intinya sih...
  • Rupiah menguat 22,50 poin atau 0,15 persen menjadi Rp15.503,5 per dolar AS
  • Mata uang di kawasan juga menguat, antara lain Bath Thailand, Yuan China, dan Won Korea
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah pada penutupan perdagangan terpantau menguat pada Senin (21/10/2024) sore usia pelantikan menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih, Prabowo-Gibran.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat di level Rp15.503,5 per dolar AS. Hal ini membuat rupiah menguat 22,50 poin atau 0,15 persen dibandingkan dengan penutupan Jumat (18/10/2024) di level Rp 15.481 per dolar AS. 

1. Sejumlah mata uang di kawasan ASEAN menguat

Sejumlah mata uang di kawasan terpantau menguat dengan rincian:

  • Bath Thailand menguat 0,94 persen
  • Yuan China menguat 0,13 persen
  • Peso Filipina menguat 0,09 persen
  • Won Korea menguat 0,60 persen
  • Dolar Singapura menguat 0,25 persen
  • Yen Jepang menguat 0,23 persen

2. Transisi berjalan mulus, rupiah ditutup menguat

Pengamat Pasar Uang, Lukman Leong mengatakan, faktor lain yang akan mendorong penguatan rupiah adalah mulusnya proses transisi dan kembali masuknya Sri Mulyani dalam kabinet Merah Putih. 

Kemudian faktor lain yang akan mendorong penguatan rupiah adalah pelantikan presiden dan kabinet yang diumumkan oleh Presiden Prabowo hari ini pun direspons positif oleh pasar.

"(Rupiah menguat) ditopang transisi yang mulus dan kembalinya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan di dalam kabinet. Jadi kisaran rupiah akan berada di level Rp15.400-Rp15.500 per dolar AS," ungkapnya. 

3. Dolar AS terdepresiasi seharian

Ia menjelaskan, dolar AS  terdepresiasi di tengah sentimen risk on yang di dukung oleh stimulus dari pemerintah China. 

"Dolar AS yg terkoreksi di tengah sentimen risk on yg di dukung oleh optimisme investor akan stimulus di China dan pemangkasan suku bunga oleh PBoC," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us