Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah Kembali Loyo, Tembus Rp16.573 per Dolar AS

ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Penutupan sebagian layanan pemerintahan di AS berdampak pada ketidakpastian ekonomi
  • Bank Dunia memperbarui proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi di bawah angka 5 persen
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah harus kembali mengakui keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) dengan ditutup melemah pada perdagangan Rabu (8/10/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berakhir di level Rp16.573 per dolar AS, melemah 12 poin atau 0,07 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp16.561 per dolar AS.

1. Ancaman dari ekonomi AS

Perhatian para investor tertuju pada meningkatnya ketidakpastian ekonomi AS. Penutupan sebagian layanan pemerintahan (government shutdown) di AS tampaknya akan berlanjut hingga minggu kedua.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan, kebuntuan politik di Kongres AS terkait rancangan undang-undang pendanaan pemerintah belum menunjukkan tanda-tanda akan selesai, meskipun Presiden Donald Trump telah berupaya melakukan mediasi.

"Meskipun penutupan pemerintah secara historis berdampak terbatas pada ekonomi, pejabat Gedung Putih memperingatkan bahwa kali ini mungkin berbeda," ujar dia.

Investor juga menantikan kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). The Fed diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen dalam pertemuan bulan ini.

"Pasar keuangan saat ini memperkirakan peluang penurunan suku bunga The Fed tambahan sebesar hampir 83 persen pada bulan Desember, menurut CME FedWatch Tool," tambah dia.

2. Proyeksi ekonomi RI direvisi turun

Sentimen negatif datang dari laporan terbaru Bank Dunia (World Bank). Lembaga tersebut memperbarui proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 menjadi di bawah angka 5 persen.

Proyeksi tersebut menyusul langkah serupa yang sebelumnya telah dilakukan oleh International Monetary Fund (IMF), Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) serta Japan Credit Rating Agency (Ltd. (JCR).

"Proyeksi tersebut berada di bawah target pemerintah yang paling pesimistis di angka 5 persen," kata Ibrahim.

Penyesuaian tersebut didasari oleh sejumlah indikator aktivitas ekonomi yang menunjukkan sinyal perlambatan.

Laporan itu menyebutkan, meskipun produksi industri terbilang kuat, hal itu tidak sejalan dengan keyakinan para pelaku bisnis yang diperkirakan masih akan rendah. Sektor ekspor juga dinilai masih kuat, tetapi pesanan ekspor baru terpantau melemah.

3. Proyeksi pergerakan rupiah di perdagangan Kamis

Ibrahim memaparkan, pada perdagangan sore ini rupiah ditutup melemah 12 poin di level Rp16.573. Pelemahan tersebut sebenarnya lebih baik karena di sepanjang sesi perdagangan, rupiah sempat tertekan cukup dalam hingga 55 poin.

Untuk perdagangan Kamis (9/10/2025), Ibrahim memperkirakan rupiah akan cenderung fluktuatif. Meski begitu, dia memproyeksikan rupiah berpotensi kembali ditutup melemah di rentang Rp16.570 hingga Rp16.620 per dolar AS.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in Business

See More

Bahlil Siapkan Aturan Teknis Koperasi Kelola Tambang

08 Okt 2025, 18:47 WIBBusiness