Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah Melemah, Pemerintah dan Oposisi Dinilai Terlalu Banyak Bicara

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Jakarta, IDN Times – Peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira mengkritik sikap pemerintah dan oposisi yang dinilainya terlalu banyak berbicara saat kondisi rupiah tengah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Bhima menilai banyak pernyataan negatif yang dikeluarkan elite partai dan negara tentang kondisi ekonomi Indonesia saat ini.

“Saya kira baik pemerintah harus lebih banyak komunikasi konstruktif kemudian positif dan dari sisi opisisi maupun politisi elite ya,” kata Bhima di Menteng, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu. 

1. Yang tidak paham ekonomi lebih baik diam

Diskusi bersatu untuk Rupiah (IDN Times/Helmi Shemi)
Diskusi bersatu untuk Rupiah (IDN Times/Helmi Shemi)

Bhima menyarankan agar pemerintah maupun oposisi yang tidak paham permasalahan ekonomi lebih baik diam. Ia menilai banyak pernyataan yang cenderung negatif tanpa dilandasi data valid.

“Yang tidak paham soal ekonomi lebih baik diam dan mencoba menenangkan,” ucapnya.

2. Bisa jadi bumerang bagi kedua pihak

ANTARA FOTO/ Widodo S. Jusuf
ANTARA FOTO/ Widodo S. Jusuf

Dengan pernyataan-pernyataan yang keluar tanpa dilandasi data, Bhima menilai akan memperburuk citra kedua kubu dan bisa menjadi bumerang bagi keduanya.

“Jadi elite-elite juga kalau rupiah terus dikasih sentimen-sentimen yang negatif, tanpa data valid hanya untuk kampanye itu justru akan memukul semuanya. Bukan hanya rezim sekarang tapi oposisi juga akan kena,” jelasnya.

“Jadi kita coba balance yang diperlukan sekarang adalah solusi-solusi yang lebih konkrit,” imbuh Bhima.

3. Terlalu banyak bicara, pemerintah harus percayakan ke Bank Indonesia

IDN Times/Sukma Shakti
IDN Times/Sukma Shakti

Bhima juga menyesalkan beberapa menteri yang ikut menanggapi pelemahan rupiah terhadap dolar ini di luar kapasitas ruang lingkup kerja mereka. Ia berharap permasalahan stabilitas rupiah ini diserahkan ke Bank Indonesia untuk melakukan tugasnya.

“Makanya saya bilang ada sentimen negatif yang didorong. Itu kenapa? Karena dari pemerintah terlalu banyak bicara. Itu gak bagus. Kalau tiap menteri punya kepentingan dan analisa masing-masing. Di mana-mana yang bicara tentang stabilitas rupiah itu Bank Indonesia. Jangan kemudian ada menteri yang gak berkaitan dengan stabilitas rupiah kemudian ngamuk-ngamuk. Itu justru merusak trust dari pasar,” jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us