Rupiah Melemah Tipis Lawan Dolar AS Jelang Libur Hari Buruh

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menunjukkan tren negatif terhadap dolar AS dalam perdagangan, Selasa (30/4/2024). Mata uang Garuda menutup perdagangan jelang libur Hari Buruh dengan melemah ke Rp16.259 per dolar AS.
Dalam laporan yang diterbitkan Bloomberg, nilai tukar rupiah telah terkoreksi sebesar 4 poin atau 0,02 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan pada Senin (29/4/2024).
1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI
Menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami tren pelemahan pada Selasa (30/4/2024).
Nilai tukar rupiah mencapai Rp16.249 per dolar AS, menandai pelemahan dari posisi sebelumnya pada Senin (29/4/2024) yang berada di Rp16.249 per dolar AS. Rupiah melemah sebesar 27 poin terhadap mata uang negara Paman Sam.
2. Rupiah terkoreksi imbas kekhawatiran terhadap suku bunga AS
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami tekanan pada perdagangan hari ini, sejalan dengan penguatan indeks dolar AS sekitar 0,3 persen di Asia.
Hal itu terjadi karena investor memperhatikan pertemuan bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) yang akan datang. Peningkatan kekhawatiran terhadap suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama telah mendorong dolar naik sebesar 1,3 persen selama April 2024.
“Fokus kini tertuju pada pertemuan Fed akhir pekan ini, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil,” ujar Ibrahim.
Namun, diperkirakan Ketua Fed Jerome Powell akan memberikan pandangan yang lebih hawkish terhadap suku bunga, terutama mengingat data inflasi yang terus meningkat.
Tanda-tanda inflasi yang tinggi telah membuat sebagian besar pelaku pasar mengabaikan harapan penurunan suku bunga jangka pendek oleh the Fed. Bank sentral sekarang diperkirakan hanya akan menurunkan suku bunga pada September, atau kuartal keempat tahun ini, jika memang terjadi.
3. Rupiah diproyeksikan menguat setelah libur Hari Buruh
Data resmi Purchasing Managers' Index (PMI) dari China menunjukkan sedikit perlambatan aktivitas manufaktur dibandingkan dengan perkiraan pada April, sementara aktivitas non-manufaktur melambat lebih dari yang diperkirakan.
Meskipun survei swasta memberikan gambaran yang lebih baik mengenai sektor manufaktur, data pada Selasa (30/4/2024), masih menunjukkan pelemahan berkelanjutan dalam perekonomian China, meskipun kuartal pertama menunjukkan kinerja yang kuat.
Hal itu turut memberikan tekanan tambahan pada mata uang emerging markets seperti rupiah, yang mana dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah mengalami pelemahan tipis sebesar 4 poin meskipun sebelumnya sempat terdepresiasi sebanyak 25 poin.
Sementara itu, untuk perdagangan Kamis (2/4/2024), mata uang rupiah diperkirakan akan mengalami fluktuasi namun akhirnya ditutup menguat dalam kisaran Rp16.200 hingga Rp16.300 per dolar AS.