Rupiah Tertekan, Dolar AS Perkasa Berkat Data Tenaga Kerja

- Rupiah melemah 60 poin terhadap dolar AS, mencapai Rp16.250 per dolar AS.
- Penyebabnya adalah data Non-Farm Payrolls (NFP) AS yang lebih kuat dari perkiraan, membuat dolar AS menguat tajam.
- Investor juga menantikan rilis data perdagangan China untuk melihat kondisi ekspor dan impor di tengah perlambatan ekonomi global.
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (13/1/2025) pagi.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah ke level Rp16.250 per dolar AS. Rupiah melemah sebanyak 60 poin atau 0,37 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
1. Dolar perkasa berkat kuatnya data tenaga kerja AS
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan melemah terhadap dolar, yang menguat tajam setelah rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) AS menunjukkan hasil lebih kuat dari perkiraan.
NFP adalah data yang mencatat jumlah pekerjaan baru di luar sektor pertanian dan sering menjadi indikator penting kondisi pasar tenaga kerja AS.
"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang melonjak tajam setelah data tenaga kerja AS NFP yang jauh lebih kuat dari perkiraan," ujarnya.
2. Investor menantikan data perdagangan China
Lukman memaparkan, investor juga menantikan rilis data perdagangan China siang ini, yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi ekspor dan impor di tengah perlambatan ekonomi global.
"Investor menantikan data perdagangan China siang ini," ujar Lukman.
3. Rupiah diproyeksi bisa tembus ke Rp16.350
Lukman memproyeksikan nilai tukar mata uang Garuda akan bergerak dalam rentang Rp16.200 hingga Rp16.350 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.
Sementara sebelumnya, Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif, namun berpotensi menguat di kisaran Rp16.130 hingga Rp16.200 per dolar AS.