Menurut analis pasar keuangan, Ibrahim Assuaibi, pelemahan dolar AS terhadap rupiah didorong oleh sentimen pasar terhadap kondisi perekonomian Negeri Paman Sam di tengah isu shut down, di mana pemerintah AS tak bisa beroperasi.
Hal itu disebabkan rancangan undang-undang (RUU) anggaran yang turut membiayai operasional lembaga dan program-program federal menghadapi tekanan di Senat. Meski lolos di Parlemen, RUU tersebut membutuhkan 60 suara di Senat. Adapun Partai Republik memiliki 53 kursi di Senat.
"Penutupan pemerintah cenderung mengganggu aktivitas ekonomi di negara ini, yang dapat menimbulkan risiko bagi pertumbuhan," kata Ibrahim dalam keterangannya.