Saham Garuda Indonesia Terus Anjlok, Masuk Klub Gocap!

- Harga saham Garuda Indonesia turun ke level terendah Rp50 per saham, mengakibatkan kapitalisasi pasar perusahaan menjadi Rp4,57 triliun.
- Pada Kamis pekan ini, saham Garuda Indonesia ambruk 1,96 persen ke level Rp50 per saham dengan total frekuensi perdagangan mencapai 268 kali.
- Selama sepekan ini, harga saham Garuda Indonesia amblas 5,66 persen dan secara year to date telah anjlok hingga 27,54 persen.
Jakarta, IDN Times - Harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) terus anjlok dan menyentuh level terendahnya pada akhir perdagangan pekan ini atau Jumat (14/6/2024). Koreksi saham Garuda Indonesia membuat kapitalisasi pasar perusahaan maskapai pelat merah kembali anjlok menjadi Rp4,57 triliun.
Mengutip data RTI pada Minggu (16/6/2024), saham Garuda Indonesia ambruk 1,96 persen ke level Rp50 per saham pada akhir perdagangan Kamis pekan ini. Saham Garuda Indonesia pun tidak diperdagangkan pada akhir pekan ini.
Adapun pada perdagangan Kamis pekan, total frekuensi perdagangan saham Garuda Indonesia mencapai 268 kali dengan jumlah saham yang diperdagangkan 18,68 juta lembar saham. Nilai transaksi saham Garuda Indonesia pada Kamis pekan ini mencapai Rp933,76 juta.
1. Pergerakan saham Garuda Indonesia pada pekan ini

Saham Garuda Indonesia hanya mampu menguat pada awal pekan ini atau Selasa (11/6/2023). Saat itu, saham Garuda Indonesia ada di level Rp51 per saham atau menguat 2 persen.
Namun, setelah itu saham Garuda Indonesia kembali tidak stabil dan cenderung menurun hingga level Rp50 per saham. Selama sepekan ini, harga saham Garuda Indonesia amblas 5,66 persen.
Adapun secara year to date (ytd), saham Garuda Indonesia telah anjlok hingga 27,54 persen.
2. Garuda Indonesia raup pertumbuhan pendapatan pada kuartal-I 2024

Sebelumnya diberitakan, Garuda Indonesia mencetak pendapatan usaha secara grup sebesar 711,98 juta dolar Amerika Serikat (AS) selama kuartal-I 2024. Capaian tersebut tumbuh 18,07 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 602,99 juta dolar AS.
Capaian tersebut turut didukung pertumbuhan pendapatan di berbagai lini, termasuk lini penerbangan berjadwal yang tumbuh sebesar 18,19 persen menjadi sebesar 599,01 juta dolar AS, penerbangan tidak berjadwal tumbuh sebesar 53,57 persen menjadi 19,67 juta dolar AS, dan pendapatan lainnya juga mencatatkan peningkatan sebesar 11,92 persen menjadi 92,28 juta dolar AS.
"Melalui berbagai inisiatif kinerja perusahaan berkelanjutan yang berlandaskan key driver simple, profitable, dan full-service dengan dibarengi optimisme outlook industri aviasi yang telah kembali ke situasi sebelum prapandemi," tutur Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dikutip akhir Mei lalu.
3. Rugi Garuda Indonesia berhasil turun

Di sisi lain, Garuda Indonesia masih menderita kerugian meskipun jumlahnya menurun pada tiga bulan pertama tahun ini. Rugi periode berjalan Garuda Indonesia tercatat sebesar 86,8 juta dolar AS. Angka tersebut lebih kecil dari kuartal-I 2023 yang mencapai 110,03 juta dolar AS.
Berkaitan dengan hal tersebut, Irfan memastikan Garuda Indonesia optimistis langkah kinerja penyehatan kinerja dapat terus berjalan on the track. Optimisme itu muncul lewat sejumlah indikator penyehatan kinerja usaha yang berjalan optimal khususnya melalui peningkatan proporsi pendapatan usaha hingga EBITDA yang terus menunjukan pertumbuhan positif.
“Sejalan dengan dengan upaya berkelanjutan perseroan untuk terus mengakselerasikan kinerja di tengah optimisme pertumbuhan industri pariwisata, termasuk industri aviasi, Garuda Indonesia akan terus mengoptimalkan berbagai inisiatif di berbagai lini bisnis yang memiliki potensi dalam mendukung revenue perusahaan,” ujar Irfan.