Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Serikat Pramugari Air Canada Tolak Perintah Kembali Bekerja

ilustrasi pesawat Air Canada (pexels.com/Airborne YVR)
ilustrasi pesawat Air Canada (pexels.com/Airborne YVR)
Intinya sih...
  • CUPE menuntut bayaran penuh dan dukungan serikat lain.
  • Mogok menyebabkan 700 penerbangan terganggu setiap hari.
  • Air Canada menawarkan kenaikan gaji, pemerintah ikut campur.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Lebih dari 10 ribu pramugari Air Canada yang tergabung dalam Serikat Pegawai Negeri Kanada (CUPE) resmi memulai aksi mogok pada Sabtu (16/8/2025). Aksi ini merupakan yang pertama sejak 1985 dan berdampak pada sekitar 130 ribu penumpang setiap hari di tengah puncak libur musim panas.

Pemicu mogok adalah perselisihan terkait gaji dan kondisi kerja, khususnya bayaran untuk waktu kerja di darat saat penumpang naik, turun, atau ketika terjadi penundaan.

Pemerintah Kanada segera turun tangan melalui arahan Perdana Menteri Mark Carney dengan melibatkan Dewan Hubungan Industri Kanada (CIRB). Lembaga ini memerintahkan para pramugari kembali bekerja pada Minggu (17/8/2025) pukul 14.00 waktu setempat. Namun, CUPE menolak perintah tersebut dengan menyebutnya tidak konstitusional dan menegaskan bahwa anggotanya tidak akan kembali bekerja.

1. CUPE menuntut bayaran penuh dan dukungan serikat lain

Dilansir dari Al Jazeera, CUPE menekan Air Canada agar kembali ke meja perundingan demi kesepakatan yang adil. Mereka menegaskan bahwa seluruh jam kerja, termasuk saat di darat, harus dihitung dan dibayar penuh. Penolakan terhadap perintah CIRB ini jarang terjadi, sehingga pemerintah kini bisa menempuh jalur pengadilan atau sidang cepat untuk memaksa kepatuhan.

Dalam konferensi pers di Toronto pada Sabtu, Presiden komponen Air Canada di CUPE, Wesley Lesosky, mengeluarkan pernyataan.

“Kami ada di sini karena Air Canada memaksa kami bekerja gratis selama berjam-jam setiap hari, dan kami tidak akan menerimanya lagi,” ujarnya, dikutip dari Fox Business.

Sehari setelah itu, sejumlah serikat pekerja lain bergabung dalam aksi mogok di Toronto sebagai bentuk solidaritas, menyoroti kekhawatiran atas hak-hak buruh yang semakin tergerus.

2. Mogok menyebabkan 700 penerbangan terganggu setiap hari

ilustrasi pesawat terbang (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi pesawat terbang (pexels.com/Pixabay)

Aksi mogok membuat layanan Air Canada lumpuh dengan sekitar 700 penerbangan per hari terkena dampak. Pada Minggu (17/8/2025), maskapai membatalkan 240 penerbangan setelah CUPE menolak perintah CIRB. Rencana untuk melanjutkan penerbangan terbatas pada malam itu batal, dan manajemen baru menargetkan pemulihan operasional pada Senin (18/8/2025) malam, meski gangguan diperkirakan masih berlangsung 7-10 hari.

Dilansir dari NBC News, Air Canada mengimbau penumpang agar tidak datang ke bandara tanpa tiket yang sudah dikonfirmasi. Maskapai menawarkan opsi berupa pengembalian dana, kredit perjalanan, atau pemesanan ulang dengan maskapai lain, meski kapasitas sangat terbatas akibat tingginya permintaan musim liburan. Dengan skala operasi mencapai 700 penerbangan harian, dampak mogok ini terasa luas bagi penumpang di berbagai negara.

3. Air Canada menawarkan kenaikan gaji, pemerintah ikut campur

ilustrasi gaji (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi gaji (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Perselisihan inti berkisar pada kebijakan Air Canada yang hanya membayar pramugari saat pesawat bergerak, sementara tugas di darat tidak dihitung. CUPE menuntut perubahan sistem tersebut menjadi pembayaran penuh per jam. Sebagai tawaran, Air Canada memberikan kenaikan kompensasi 38 persen dalam empat tahun, termasuk tarif per jam 94 dolar Kanada (setara Rp1,09 juta) pada tahun pertama dan rata-rata gaji pramugari senior 87 ribu dolar Kanada (setara Rp1,01 miliar) pada 2027, yang diklaim sebagai yang tertinggi di Kanada.

Dilansir dari NPR, setelah delapan bulan negosiasi, CUPE menolak usulan arbitrase yang dipimpin pemerintah pada Jumat (15/8/2025). Business Council of Canada serta Canadian Chamber of Commerce mendukung langkah pemerintah untuk turun tangan. Menteri Pekerjaan Patty Hajdu menyatakan bahwa keputusan intervensi ini bukan sikap antiserikat, melainkan respons atas kebuntuan yang dialami kedua pihak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us