Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Siapa Pemilik Teguk? Jumlah Karyawan Tetapnya Cuma 4 Orang

Gerai Teguk (Dok Teguk)
Gerai Teguk (Dok Teguk)
Intinya sih...
  • Teguk didirikan pada 2018 oleh Maulana Hakim dan Najib Wahab
  • Teguk berkembang pesat dengan lebih dari 150 gerai di Indonesia dan membuka gerai pertama di New York
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Teguk Indonesia, merek minuman kekinian yang memiliki ratusan gerai di Indonesia dan luar negeri, kini menjadi sorotan. Hal tersebut lantaran jumlah karyawan tetapnya yang kurang dari lima orang.  

Manajemen PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) menjelaskan dalam laporannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah karyawan tetap perseroan hanya empat orang. Terkait itu, banyak orang penasaran mengenai siapa pemilik Teguk.

Untuk mengetahuinya, berikut ulasannya di bawah ini.

1. Teguk didirikan pada 2018

Gerai Teguk di New York, AS (Dok Teguk Indonesia)
Gerai Teguk di New York, AS (Dok Teguk Indonesia)

Teguk didirikan pada 2018 oleh Maulana Hakim dan Najib Wahab. Saat ini, Maulana menjabat sebagai Direktur Utama, sedangkan Najib Wahab menjabat Komisaris Utama.

Najib Wahab menyelesaikan pendidikan di Institut Sains Teknologi Nasional pada 2008 jurusan Electrical Engineering. Sementara Maulana Hakim menyelesaikan pendidikan Sarjana jurusan Sains dan Teknologi Farmasi dari Universitas Padjajaran pada 2004, pascasarjana Farmasi dari Universitas Padjajaran pada 2004, dan pascasarjana Magister Management dari Universitas Mercu Buana pada 2009.

Adapun Najib Wahab merupakan mantan profesional di berbagai perusahaan besar seperti Astra Group, Medco Group, Holcim Indonesia, dan Pertamina Gas. Sementara Maulana pernah berkarier di PT Roche Indonesia, Bayer Indonesia, Lawsim Zecha, Nestle Indonesia dan Indonusa Telemedia.

Keduanya melihat peluang besar di industri minuman kekinian. Dengan modal awal terbatas, mereka membuka gerai pertama Teguk di Tangerang. Seiring dengan tren minuman boba yang sedang booming, Teguk berhasil menarik perhatian konsumen kelas menengah ke bawah dengan harga terjangkau dengan kualitas premium.

Teguk berkembang pesat dan dalam beberapa tahun, dan membuka lebih dari 150 gerai di seluruh Indonesia, terutama di kawasan Jawa dan Jabodetabek. Bahkan pada 2022, Teguk membuka gerai pertamanya di New York, Amerika Serikat.

2. Siapa pemilik Teguk?

PT Platinum Wahab Nusantara Tbk mencatatkan saham perdana di BEI pada Juli 2023, dengan harga Rpp110 per saham. Berdasarkan prospektus penawaran umum perdana saham perusahaan, kepemilikan saham perusahaan sebelum IPO sebesar 99,05 persen dimiliki PT Dinasti Kreatif Indonesia, sisanya dimiliki Maulana Hakim dan Najib Wahab masing-masing 0,48 persen.

Sementara saat ini berdasarkan data BEI, kepemilikan saham PT Dinasti Kreatif Indonesia di TGUK menjadi 69,34 persen, Maulana Hakim dan Najib Wahab masing-masing 0,33 persen, Anthony Lesmana 15,2 persen, dan publik 14,88 persen.

Adapun orang di balik Dinasti Kreatif Indonesia, yakni Maulana Hakim, Najib Wahab, dan Jessy Stefani Andries.

3. Hanya punya empat karyawan tetap

ilustrasi karyawan perusahaan (unsplash.com/Annie Spratt)
ilustrasi karyawan perusahaan (unsplash.com/Annie Spratt)

Berdasarkan laporan perseroan di keterbukaan informasi BEI pada 12 Februari 2025, Teguk hanya memiliki empat karyawan tetap, yang terdiri atas:

  1. Supply Chain Manager – Bertanggung jawab atas pengadaan bahan baku dan distribusi.
  2. IT Manager – Mengelola infrastruktur teknologi informasi perusahaan.
  3. F&B Manager – Melakukan riset dan pengembangan produk baru.
  4. Assistant Manager Business Development – Mengembangkan peluang bisnis baru dan kemitraan.

Selain karyawan tetap, Teguk juga memiliki 88 tenaga kerja kontrak, magang, dan outsourcing, dengan rincian:

  • 21 karyawan di kantor pusat
  • 67 karyawan di gerai-gerai

Perseroan berencana akan menambah jumlah karyawan sejalan dengan pertumbuhan perusahaan.

"Untuk ke depannya perseroan akan menambah jumlah karyawan sesuai dengan pertumbuhan perseroan," tulis manajemen Teguk.

Adapun perseroan per  September 2024 mencatat penurunan pendapatan sekitar 30 persen menjadi Rp30 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp69 miliar. 

Menurut manajemen, hal itu terjadi karena kondisi market, di mana dinamika pasar menekan kelompok menengah ke bawah yang merupakan target market perusahaan, dan daya beli masyarakat yang menurun sepanjang tahun lalu. Selain itu, customer merasa membeli online melalui platform online menjadi lebih mahal.

Share
Topics
Editorial Team
Jumawan Syahrudin
Jujuk Ernawati
Jumawan Syahrudin
EditorJumawan Syahrudin
Follow Us