Skenario Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp20.000 Jadi Sorotan Global

Jakarta, IDN Times - Pada awal April, pemerintah mengumumkan skenario untuk perekonomian akibat pandemi virus corona jenis baru, COVID-19 yang melanda. Dalam skenario berat rupiah bisa berada di level Rp17.500 sementara dalam skenario sangat bisa menyentuh Rp20.000.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan kabar mengenai hal tersebut ternyata menjadi sorotan global sehingga dia harus menjelaskan maksud dari skenario tersebut.
"Saya harus melakukan berbagai komunikasi secara intensif kepada investor global. Kemarin seharian saya lakukan teleconference dengan investor global dan lembaga pemeringkat," katanya melalui video conference, Kamis (2/4).
1. Skenario terberat disebut sebagai skema peremupamaan

Perry menjelaskan, skenario yang dilakukan oleh pemerintah bukan sebuah proyeksi melainkan hanya skema perumpamaan atau what if. Dia mengaku optimistis nilai tukar rupiah bisa mencapai Rp15.000 hingga akhir tahun ini.
Keyakinan itu muncul karena dia melihat masih adanya kepercayaan dari investor di pasar keuangan. "Komunikasi dengan investor global menunjukkan confidence mereka kuat dan prospek indonesia cukup baik ke depannya," ujarnya.
2. Skenario terberat disusun untuk mewaspadai terjadinya hal-hal tidak diinginkan

Perry pun mengatakan pihaknya dan pemerintah terus bekerja sama dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Skenario sangat berat, ujarnya, memang harus dibuat lantaran pemerintah menambah anggaran yang dapat melebarkan defisit fiskal lebih dari 3 persen.
Dengan adanya skenario tersebut pemerintah akan bersiaga dan berupaya agar hal-hal tersebut tidak terjadi.
3. Pemerintah berkomitmen agar pertumbuhan ekonomi tidak lebih rendah dari 2,3 persen

Selanjutnya, dia juga menjelaskan pemerintah akan berupaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi agar tidak lebih rendah dari 2,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Skenario kondisi buruk yang sebelumnya disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi sebesar 2,3 persen dan skenario sangat buruk minus 0,4 persen.
"Kita dengan berbagai policy yang insya Allah dilakukan baik, pertumbuhan ekonomi kita upayakan akan tidak lebih rendah dari 2,3 persen PDB. Dengan langkah stimulus fiskal dan stabilitas di sektor keuangan dan nilai tukar rupiah," ujarnya.
Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN : Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com