Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Pertamax Bakal Jadi Rp16 Ribu, Stafsus Erick: Sudah Saatnya

Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga dalam bincang-bincang virtual bersama media, Selasa (5/10/2021). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga dalam bincang-bincang virtual bersama media, Selasa (5/10/2021). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah mendukung langkah PT Pertamina (Persero) yang bakal menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis RON92 alias Pertamax. Diindikasikan, harga Pertamax naik menjadi Rp16.000 per liter.

Dukungan itu disampaikan Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga. Menurut Arya, sudah saatnya Pertamina menyesuaikan harga jual Pertamax sesuai dengan harga keekonomiannya.

"Sudah saatnya juga Pertamina untuk mengembalikan harga Pertamax untuk tidak jauh-jauhlah dari harga keekonomian. Walaupun tidak di harga-harga ekonomi, tapi gak boleh terlalu jauh juga," ucap Arya dalam keterangannya kepada awak media, Rabu (30/3/2022).

1. Pertamina dianggap sudah cukup mensubsidi Pertamax

Ilustrasi konsumen membeli BBM jenis di SPBU. (Dok. Pertamina)
Ilustrasi konsumen membeli BBM jenis di SPBU. (Dok. Pertamina)

Seperti diketahui, harga Pertamax saat ini ada di level Rp9 ribuan per liter, sedangkan harga keekonomiannya menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekitar Rp16 ribu per liter.

Hal itu membuat Arya beranggapan bahwa subsidi Pertamina atas harga Pertamax harus dihentikan, karena para pengguna Pertamax merupakan kalangan mampu.

"Ya memang sangat jauh artinya selama ini Pertamina sudah mensubsidi ke para pemakai Pertamax yang bisa dikatakan 13 persen, 13 persen dari seluruh pengguna BBM adalah yang sebenarnya orang-orang kalangan atas yang memang dia memakai mobil mewah. Jadi lucu juga kalau sampai Pertamina mensubsidi mobil mewah tersebut," ujar dia.

2. Operator lain menganggap Pertamina banting harga BBM RON92

Ilustrasi pengisian BBM di SPBU Pertamina. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Ilustrasi pengisian BBM di SPBU Pertamina. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Di sisi lain, penetapan harga Pertamax yang jauh dari harga keekonomian juga turut menjadi perhatian operator lain.

Menurut Arya, operator lain telah menjual BBM jenis RON92 dengan harga mendekati harga keekonomian. Mereka menganggap Pertamina banting harga karena masih menjual BBM jenis tersebut dengan harga Rp9.000 per liter.

"Apalagi banyak tekanan juga dari para operator lain yang menjual RON92 yang mengatakan ini seakan Pertamina banting harga, jadi gak sehat juga bagi operator lain. Kita tahu operator lain tuh menjual sampai 14 ribuan lebih dan mereka sampai katakan masa Pertamina seperti yayasan sih yang menyumbang ke mobil mewah untuk dapat harga Pertamax murah," tutur dia.

3. Kenaikan harga Pertamax bisa bikin masyarakat menderita

pengisian bahan bakar minyak jenis Pertamax dan Pertamax Turbo di SPBU . IDNTimes/Holy Kartika
pengisian bahan bakar minyak jenis Pertamax dan Pertamax Turbo di SPBU . IDNTimes/Holy Kartika

Sebelumnya diberitakan, rencana kenaikan harga Pertamax menjadi Rp16 ribu per liter pada April 2022 bisa membuat masyarakat menderita. Hal itu disampaikan Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira.

"Kenaikan harga Pertamax akan berdampak signifikan terhadap pengeluaran kelas menengah, ujungnya melemahkan daya beli dan menurunkan kepercayaan terhadap konsumsi rumah tangga," kata Bhima kepada IDN Times, Selasa (29/3/2022).

Hal itu terjadi karena kenaikan harga tidak hanya terjadi di BBM, tapi juga barang lain termasuk pangan. Menurut Bhima, momentum kenaikan harga Pertamax jika dilakukan pada saat Ramadhan dan mudik lebaran bisa ciptakan kontraksi ekonomi.

"Masyarakat akan menunda pembelian barang lain. Jadi BBM kalau naik itu, makan di restoran jadi berkurang, jalan-jalan jadi tertunda, bahkan KPR rumah jadi berpikir dua kali. Banyak dampak tidak langsungnya," kata Bhima.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jihad Akbar
Eddy Rusmanto
Jihad Akbar
EditorJihad Akbar
Follow Us