Stagnan, Harga Emas Masih Ogah Mendekat ke Rp1 Juta

Jakarta, IDN Times - Harga emas produksi PT Aneka Tambang atau Antam tidak mengalami perubahan pada hari ini, Rabu (24/2/2021). Pantauan IDN Times dari logammulia.com, harga emas tetap di Rp938 ribu per gram per pukul 08.47 WIB.
Sementara, harga jual kembali atau buyback juga tetap di Rp818 ribu per gram.
1. Harga emas batangan Antam dalam pecahan lain

Berikut harga emas batangan Antam dalam pecahan lain per hari ini:
Harga emas 0,5 gram: Rp519 ribu
Harga emas 1 gram: Rp938 ribu
Harga emas 2 gram: Rp1,816 juta
Harga emas 3 gram: Rp2,699 juta
Harga emas 5 gram: Rp4,465 juta
Harga emas 10 gram: Rp8,875 juta
Harga emas 25 gram: Rp22,062 juta
Harga emas 50 gram: Rp44,045 juta
Harga emas 100 gram: Rp88,012 juta
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
2. Emas merupakan aset aman untuk berinvestasi

Emas bisa menjadi cara yang sangat berguna untuk mendiversifikasi portofolio investasi. Selain karena emas merupakan logam mulia yang banyak diminati, nilainya juga cenderung bertolak belakang dengan aset investasi lain seperti ekuitas atau properti.
Itu berarti, di saat harga saham atau properti turun, nilai emas kemungkinan besar akan naik sehingga investor yang telah mendiversifikasi investasinya ke emas bisa bernafas lega karena tidak semua asetnya melemah nilainya.
Menurut MoneyWeek, emas juga bisa disebut sebagai asuransi untuk portofolio seorang investor, sehingga setiap investor setidaknya harus mengalokasikan sekitar 5 persen-15 persen dari portofolio mereka untuk investasi terkait emas atau emas.
3. Waktu terbaik untuk beli emas
.jpg)
Menurut Bullion by Post, waktu terbaik untuk membeli emas adalah saat keadaan dunia sedang dalam kondisi tidak menentu. Selain itu, saat akan membeli emas juga penting untuk memperhatikan berita dan pengumuman utama yang datang dari berbagai institusi penting dunia termasuk Bank, Bursa Efek, Wall Street, Pemerintah, dan lainnya.
“Pesan ekonomi dan politik negatif tentang Kredit, Mata Uang, Saham, Utang, Properti, Pengangguran dan Pelonggaran Kuantitatif menciptakan keresahan, dengan referensi khusus ke ekonomi yang lebih berpengaruh seperti di Amerika Serikat, China, dan Zona Euro,” jelasnya.