ilustrasi harta (pexels.com/Suzy Hazelwood)
Beberapa sumber kekayaan Prajogo Pangestu berasal dari sejumlah perusahaan yang telah melantai di Bursa Efek Indonseia (BEI), seperti PT Barito Pacific Tbk (BRPT), perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), emiten geotermal PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan emiten batu bara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
1. PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
Barito Pacific Timber telah melakukan go public pada 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada 2007. Pada tahun yang sama, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di BEI.
Lini bisnis BRPT, meliputi petrokimia, properti, logistik, investasi, dan pembuatan perekat untuk papan partikel. Perseroan juga bekerja sama dengan Indonesia Power, anak perusahaan PLN dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga uap dengan teknologi pengurangan emisi.
2. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
Kesuksesan dari perusahaan pertamanya tidak menghentikan langkah Prajogo untuk terus berkembang. Selanjutnya, ia melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan PT Chandra Asri Petrichemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk.
Pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Thaioil mengakuisisi 15 persen saham Chandra Asri pada Juli 2021.
Diketahui, perusahaan ini merupakan bagian dari Barito Group yang fokus pada segmen petrokimia dan infrastruktur. Perusahaan ini mengoperasikan satu-satunya pabrik Naphtha Cracker yang memproduksi olefin dan poliolefin berkualitas tinggi dan merupakan satu-satunya produsen styrene monomer dan butadiene dalam negeri.
3. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) adalah perusahaan induk yang bergerak di sektor pertambangan mineral dan energi. CUAN didirikan di Jakarta pada 2008.
Melalui anak-anak usahanya, perusahaan ini memiliki dua konsesi pertambangan batu bara di Kalimantan, serta berencana untuk mengembangkan usahanya ke konsesi pertambangan emas di Nusa Tenggara Barat. CUAN belum lama ini telah mengakusisi dua perusahaan tambang batu bara, yaitu PT Borneo Bangun Banua (B3) dan PT Borneo Bangun Banua Bestari (B4).
4. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Prajogo menguasai 45,84 persen saham BREN secara tidak langsung dan merupakan pengendali perusahaan tercatat. BREN sendiri baru melantai di bursa beberapa bulan yang lalu.
Perusahaan ini berfokus pada strategi jangka panjang untuk menyediakan energi yang lebih bersih dan emisi yang lebih rendah. Perusahaan ini memulai operasinya melalui anak perusahaannya, Star Energy Geothermal Group, sebuah produsen energi panas bumi. Perusahaan kini memiliki tiga aset panas bumi di Jawa Barat dengan kapasitas 886 MW, yang merupakan 38 PERSEN pangsa pasar energi panas bumi di Indonesia.