Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tesla dan Elon Musk Digugat Pemegang Saham atas Klaim Robotaxi

ilustrasi logo tesla (unsplash.com/Prometheus 🔥)
ilustrasi logo tesla (unsplash.com/Prometheus 🔥)
Intinya sih...
  • Robotaxi di Austin dan kontroversinya Tesla meluncurkan ujicoba Robotaxi untuk pertama kalinya secara terbatas di Austin, Texas pada Juni 2025.
  • Dua hari setelah video masalah Robotaxi ramai dibahas di media sosial dan regulator mulai menindaklanjuti, saham Tesla tercatat turun 6,1 persen.
  • Penurunan ini setara dengan hilangnya sekitar 68 miliar dolar AS (Rp1,1 kuadriliun) kapitalisasi pasar perusahaan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tesla Inc. dan CEO Elon Musk resmi digugat oleh pemegang saham terkait klaim tentang keamanan kendaraan otonom Robotaxi pada Selasa (5/8/2025). Gugatan ini diajukan ke pengadilan federal di Austin, Texas, sehari sebelumnya oleh sekelompok investor yang menuding Tesla melakukan penipuan sekuritas dengan menyembunyikan risiko besar pada teknologi self-driving milik perusahaan.

Tesla menghadapi gugatan class action yang diajukan setelah ujicoba publik pertama Robotaxi yang digelar di kota Austin pada akhir Juni 2025. Pemegang saham menuduh perusahaan dan Elon Musk tidak mengungkapkan secara jujur masalah keselamatan yang teridentifikasi selama pengujian kendaraan otonom tersebut, termasuk potensi bahaya bagi penumpang maupun pengguna jalan lainnya.

1. Ujicoba publik perdana Robotaxi di Austin dan kontroversinya

Tesla meluncurkan ujicoba Robotaxi untuk pertama kalinya secara terbatas di Austin, Texas pada Juni 2025. Sejumlah penumpang dari kalangan influencer dan pemegang saham diundang merasakan pengalaman berkendara tanpa supir manusia di area yang sudah ditentukan.

"Kami sangat paranoid soal keselamatan," ujar Elon Musk kepada peserta ujicoba saat peluncuran, dikutip Washington Post.

Selama pengujian tersebut, video dan laporan para penumpang memperlihatkan beragam masalah, mulai dari kendaraan melanggar batas kecepatan, tiba-tiba melakukan pengereman, berpindah ke lajur yang salah, naik ke trotoar, hingga menurunkan penumpang di tengah jalan raya.

Masalah ini langsung menjadi perhatian publik dan regulator keselamatan jalan raya Amerika Serikat (AS) yang menyatakan sedang menelaah laporan insiden dari ujicoba tersebut.

Menurut dokumen gugatan, ada risiko signifikan kendaraan otonom Tesla akan beroperasi secara berbahaya atau melanggar hukum lalu lintas. Tesla diketahui membatasi akses Robotaxi hanya untuk penumpang tertentu dengan pendamping pengawas di kursi depan, serta hanya beroperasi pada area tertentu dalam kota.

2. Dampak langsung pengujian Robotaxi terhadap saham Tesla

Dua hari setelah video masalah Robotaxi ramai dibahas di media sosial dan regulator mulai menindaklanjuti, saham Tesla tercatat turun 6,1 persen. Penurunan ini setara dengan hilangnya sekitar 68 miliar dolar AS (Rp1,1 kuadriliun) kapitalisasi pasar perusahaan.

"Rasanya menyenangkan dan aman, namun sistem masih mengalami kendala saat harus bermanuver pada kondisi lalu lintas yang rumit." kata seorang analis dari perusahaan Wedbush Securities yang sempat mencoba Robotaxi.

Penurunan harga saham memperkuat tuduhan pemegang saham bahwa Tesla dan Musk melebih-lebihkan kemampuan teknologi otonom, sehingga mengerek nilai perusahaan secara tidak realistis.

Tesla belum memberikan komentar resmi terkait gugatan yang sedang berjalan di pengadilan federal Austin. Selain Elon Musk, dua petinggi keuangan Tesla, yakni CFO Vaibhav Taneja dan mantan CFO Zachary Kirkhorn, juga turut disebut sebagai tergugat dalam kasus ini.

3. Kronologi gugatan hukum dan tuntutan pemegang saham

Gugatan diajukan oleh Denise Morand sebagai perwakilan pemegang saham Tesla yang membeli saham antara 19 April 2023 hingga 22 Juni 2025.

Dalam gugatan setebal puluhan halaman, para investor menuding Tesla dan Musk terus-menerus mengagungkan efektivitas teknologi mengemudi otonom dan menyembunyikan masalah operasional yang bisa membahayakan konsumen serta memicu pelanggaran hukum lalu lintas.

Salah satu tuduhan utama adalah pernyataan Musk dalam konferensi pers pada 22 April 2025. Ia mengklaim Robotaxi akan hadir di Austin pada Juni, dan Tesla menegaskan sistem mereka memungkinkan penyebaran secara aman dan berskala di berbagai wilayah dan kegunaan.

Namun, fakta lapangan justru membuktikan adanya banyak masalah, sehingga pemegang saham merasa dirugikan karena nilai saham turun akibat informasi yang dianggap menyesatkan.

Selain menuntut ganti rugi atas kerugian investasi, gugatan itu juga mengutip vonis juri di Florida pada Jum'at (1/8/2025), atas kecelakaan maut yang melibatkan sistem Autopilot Tesla. Dalam kasus tersebut, juri memutuskan Tesla turut bertanggung jawab 33 persen atas kecelakaan yang menewaskan seorang pengendara, menambah tekanan hukum terhadap Tesla dan Elon Musk, melansir Business Insider.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us