Elon Musk Dapat Paket Kompensasi Baru dari Tesla Senilai Rp475 Triliun

- Dewan Tesla tekankan peran kunci Elon Musk dan skema sahamnya
- Musk tidak menerima kompensasi berarti dalam delapan tahun terakhir
- Skema ini dinilai adil bagi para pemegang saham dan menjamin keberlanjutan kepemimpinan Musk
- Musk juga merupakan pemegang saham individu terbesar dengan kepemilikan sekitar 13 persen
- Keterlibatan politik Elon Musk sebabkan penurunan penjualan Tesla
- Protes terjadi di sejumlah dealer Tesla akibat keterlibatan politik Musk
- Kebijakan Presiden AS, Donald Trump mencabut insentif pajak dan kredit regulasi untuk kendaraan listrik, turut menekan pemasukan perusahaan.
Jakarta, IDN Times – Tesla memberikan paket kompensasi baru senilai sekitar 29 miliar dolar Amerika Serikat (AS) setara Rp475 triliun kepada CEO Tesla, Elon Musk, untuk mempertahankan posisinya di perusahaan. Musk akan menerima 96 juta lembar saham, masing-masing bernilai lebih dari 300 dolar AS, dengan harga pembelian 23,34 dolar AS per saham, angka yang sama seperti dalam paket kompensasi 2018 yang kini dibatalkan.
Pemberian ini diumumkan saat perusahaan menghadapi momen penting dalam pengembangan bisnisnya.
Dilansir dari BBC, paket saham tersebut dirilis setelah pengadilan di negara bagian Delaware membatalkan untuk kedua kalinya insentif berbasis kinerja senilai lebih dari 50 miliar dolar AS yang disetujui pada 2018. Dalam surat kepada para pemegang saham pada Senin (4/8/2025), Tesla menulis bahwa mereka yakin insentif baru ini akan memotivasi Elon tetap di Tesla, apalagi persaingan untuk talenta AI semakin intensif.
Musk sendiri telah mengajukan banding atas putusan itu karena menilai adanya kekeliruan hukum.
1. Dewan Tesla tekankan peran kunci Elon Musk dan skema sahamnya

Dewan direksi Tesla mengatakan, Elon Musk tidak menerima kompensasi berarti dalam delapan tahun terakhir dan sedang berupaya memulihkan paket 2018, meskipun belum ada jadwal pasti penyelesaiannya. Jika kompensasi lama berhasil dikembalikan, Musk akan menyerahkan kembali saham dari insentif baru agar tidak terjadi kompensasi ganda. Skema ini dinilai adil bagi para pemegang saham dan menjamin keberlanjutan kepemimpinan Musk.
Berbeda dari eksekutif lainnya, Musk tidak menerima gaji dalam bentuk tunai atau bonus, melainkan hanya memperoleh opsi saham dengan harga diskon.
Ia juga merupakan pemegang saham individu terbesar dengan kepemilikan sekitar 13 persen, sehingga pemberian saham baru turut memperkuat pengaruhnya di dewan Tesla. Keberadaan kekuatan suara ini dianggap penting untuk menjaga arah visi perusahaan.
Dewan menilai, Musk memiliki rekam jejak membangun bisnis inovatif yang sukses dan menguntungkan. Mereka menyatakan bahwa tidak ada yang menandingi kombinasi luar biasa dari pengalaman kepemimpinan dan keahlian teknis Elon. Dengan keterlibatan aktif di perusahaan lain seperti xAI, Neuralink, dan The Boring Company, insentif saham ini dinilai penting untuk menjaga fokus Musk pada Tesla.
Robyn Denholm dan Kathleen Wilson-Thompson menuliskan pernyataan bersama.
“Meskipun ada tantangan hukum ini, kita semua setuju bahwa Elon telah memberikan pertumbuhan transformatif dan belum pernah terjadi sebelumnya yang diperlukan untuk memenuhi semua tonggak penghargaan kinerja CEO 2018,” tulis mereka, dikutip dari CNN Internasional.
Mereka menilai pertumbuhan itu sebagai sumber nilai luar biasa bagi perusahaan dan para pemegang saham.
2. Keterlibatan politik Elon Musk sebabkan penurunan penjualan Tesla

Keterlibatan Elon Musk dalam politik, termasuk dukungannya terhadap kandidat dari Partai Republik, menimbulkan reaksi keras dari sejumlah pemegang saham. Protes terjadi di sejumlah dealer Tesla. Hal itu berdampak langsung pada penurunan tajam penjualan kendaraan.
Selain itu, kebijakan Presiden AS, Donald Trump mencabut insentif pajak dan kredit regulasi untuk kendaraan listrik, turut menekan pemasukan perusahaan.
Merespons desakan dari para pemegang saham, Musk menyampaikan bahwa dirinya akan keluar dari urusan politik dan kembali fokus menjalankan perusahaannya. Ia sebelumnya sempat menjabat sebagai penasihat Presiden Trump. Langkah ini dianggap strategis karena peran Musk dinilai krusial dalam menyelamatkan Tesla dari berbagai krisis.
3. Tesla alihkan fokus ke AI dan hadapi tekanan kompetitor China

Tesla kini mulai mengalihkan fokus dari mobil listrik dan energi terbarukan ke bidang kecerdasan buatan (AI), robotika, dan layanan terkait lainnya. Salah satu langkah awalnya adalah peluncuran layanan robotaksi, meskipun dalam versi yang lebih sederhana dibanding rencana awal Elon Musk.
Perubahan strategi ini disebut sebagai titik penting untuk pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Menghadapi persaingan ketat, terutama dari produsen kendaraan listrik asal China, Tesla memperkenalkan model baru dengan harga lebih murah guna mengatasi penurunan penjualan.
Dilansir Sky News, perusahaan juga sedang menguji teknologi perangkat lunak swakemudi yang diperkirakan mulai mendatangkan pemasukan paling cepat pada akhir tahun depan. Musk mengatakan bahwa hilangnya dukungan pemerintah terhadap industri kendaraan listrik di bawah pemerintahan Trump bisa menyebabkan beberapa kuartal yang berat.