Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tiga Masalah Besar yang Bikin Bitcoin Sulit Bangkit

ilustrasi kripto (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi kripto (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times Bitcoin masih menghadapi tekanan berat menjelang penutupan bulan yang diproyeksikan menjadi yang terburuk sejak Juni 2022. Harga aset kripto terbesar itu bertahan sedikit di atas 88.000 dolar AS per token. Sekitar 30 persen di bawah rekor tertingginya pada Oktober.

Di tengah penurunan tersebut, sejumlah analis dan investor menyoroti tiga tantangan utama yang menjadi penghalang bagi bitcoin untuk pulih. Penurunan arus dana, lemahnya aktivitas stablecoin, hingga aksi jual dari pemegang jangka panjang disebut menjadi faktor yang memperberat kondisi pasar. Berikut penjelasan tentang tiga masalah besar yang bikin bitcoin sulit bangkit.

1. Arus keluar dana ETF bitcoin meningkat tajam

ilustrasi kripto
ilustrasi kripto (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada November, arus keluar ETF bitcoin mencapai 3,5 miliar dolar AS, terbesar sejak Februari.  “Itu menunjukkan bahwa investor institusional telah berhenti mengalokasikan dana ke bitcoin,” ujar Markus Thielen, pendiri dan CEO 10X Research. Thielen menambahkan bahwa, “ETF-ETF ini telah berubah menjadi penjual, dan selama mereka terus menjual, saya pikir pasar akan kesulitan untuk bertahan atau pulih.”

Ia juga menyoroti melambatnya aktivitas penerbitan stablecoin yang menandakan lebih sedikit modal masuk ke ekosistem kripto. Menurut data perusahaan, sekitar 800 juta dolar AS keluar dari kripto kembali ke mata uang fiat pekan lalu. “Uang bukan hanya gagal masuk, tetapi justru keluar dari pasar kripto. Itulah sebabnya dominasi bitcoin gagal meningkat,” tegasnya, dilansir Yahoo Finance.

2. Kapitalisasi stablecoin turun, sinyal modal keluar dari kripto

ilustrasi kripto
ilustrasi kripto (IDN Times/Aditya Pratama)

Stablecoin biasanya menjadi tempat berlindung saat volatilitas kripto meningkat. Namun, data DeFiLlama menunjukkan total kapitalisasi pasar stablecoin turun 4,6 miliar dolar AS sejak 1 November. Tren ini berbalik dari kenaikan yang sempat terjadi setelah penurunan besar pasar kripto bulan lalu.

Komentar bernada dovish tentang kemungkinan pemangkasan suku bunga The Federal Reserve pada Desember sempat mengangkat harga aset berisiko, termasuk bitcoin. Namun Thielen memperkirakan, reli tersebut hanya sementara dan akan memudar menjelang pertemuan FOMC pada 9 Desember. Ia menilai pemangkasan suku bunga bulan depan pun kemungkinan akan bersifat hawkish. Bitcoin masih kesulitan sejak peristiwa likuidasi leveraged pada 10 Oktober yang menghapus sekitar 19 miliar dolar AS hanya dalam satu hari.

3. Pemegang jangka panjang ikut menjual saat harga turun

ilustrasi kripto
ilustrasi kripto (IDN Times/Aditya Pratama)

Bagian terakhir dari tiga masalah besar yang bikin bitcoin sulit bangkit datangnya dari pemegang jangka panjang yang sudah menjual bitcoin sepanjang periode penurunan ini. Aksi jual tersebut kemungkinan berkaitan dengan siklus empat tahunan bitcoin atau “halving”. Namun sejumlah investor meragukan pola historis itu akan terulang.

“Selalu ada orang-orang OG yang menjual di setiap siklus. Saya pikir mereka sampai pada titik di mana mereka memutuskan, oke, mungkin saya sudah cukup tua, dan saya ingin menggunakan uang ini sekarang untuk hal lain,” ujar Nicolai Søndergaard, analis Nansen.

Penurunan ini berdampak pada seluruh ekosistem aset digital. Total kapitalisasi pasar kripto turun lebih dari 30 persen, dari 4,28 triliun dolar AS pada 6 Oktober menjadi 2,99 triliun dolar AS. Ethereum anjlok 38 persen sejak awal Oktober, sementara Solana turun lebih dari 40 persen.

Søndergaard menilai peluang pembalikan arah pasar kripto dapat datang dari arus masuk ETF atau lebih banyak perusahaan yang kembali membeli aset. Strategi perusahaan seperti Strategy (MSTR) yang sebelumnya rutin menambah kepemilikan kripto kini melambat. Banyak digital asset treasuries (DATs) lain juga berada dalam kondisi merugi. Selain itu, saham perusahaan penambang bitcoin seperti IREN, Riot, dan Mara Holdings melemah lebih dari 30 persen, meski mereka berupaya diversifikasi ke sektor AI.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Business

See More

Tiga Masalah Besar yang Bikin Bitcoin Sulit Bangkit

26 Nov 2025, 22:28 WIBBusiness