Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tingkatkan Inklusi dan Literasi Keuangan, OJK Sasar Mahasiswa

IDN Times / Auriga Agustina

Padang, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama dengan Universitas Andalas, Padang Sumatera Barat, melalui program One Student One Account (OSOA).

Hal ini dilakukan OJK guna mendorong
peran mahasiswa serta pelajar di berbagai daerah dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan secara nasional.

“Upaya kita untuk melakukan kerja sama dalam membangun ekonomi Indonesia dengan meningkatkan peran mahasiswa dalam perekonomian Indonesia,” kata Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Nurhaida, Jumat (13/3).

1. Inklusi keuangan tahun 2019 mencapai 76 persen dan literasi keuangan 35 persen

IDN Times / Auriga Agustina

Nurhaida menuturkan, peran aktif masyarakat diharapkan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan inklusi serta literasi keuangan secara nasional. Saat ini, inklusi dan literasi keuangan dinilai masih rendah. Berdasarkan survei OJK, pada 2019, inklusi di Indonesia mencapai 76 persen dan literasi keuangan baru mencapai 35 persen.

“Dilihat dari capaian itu kita bersyukur karena pada 2019 lalu target pemerintah untuk inklusi keuangan 75 persen sehingga kita sudah melewati target pemerintah,” ujarnya.

2. OJK berharap seluruh masyarakat dapat memiliki akun produk keuangan

Ilustrasi (IDN Times/Mia Amalia)

Nurhaida mengaku OJK belum puas dengan pencapaian tersebut karena potensi perekonomian Indonesia sangat besar. OJK berharap seluruh mahasiswa dapat memiliki akun produk keuangan.

“Kalau menabung maka mereka tahu ternyata di perekonomian kita ada produk untuk berinvestasi dalam hal ini menabung. Lalu, diharapkan mereka bisa meningkat menjadi memahami ada investasi lain di sektor keuangan,” jelasnya.

3. Ketimpangan antara literasi dan inklusi keuangan berpotensi munculkan masalah lain

IDN Times / Auriga Agustina

Pada kesempatan yang sama, anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara mengatakan ketimpangan antara literasi dan inklusi keuangan berpotensi menimbulkan masalah lain.

“Hasil survei bahwa terjadi gap yang cukup besar antara inklusi dan literasi kita. Ini artinya risiko yang kita hadapi itu tinggi,” katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Auriga Agustina
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us