Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Meningkatkan Bisnis dengan Teori Struktural Fungsional, Ampuh!

ilustrasi bekerja (pexels.com/Los Muertos Crew)

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa membangun bisnis itu tidaklah mudah. Baik merintis maupun melanjutkan, semua bidang bisnis punya tantangannya masing-masing. Di situlah lahir berbagai jenis strategi bisnis untuk bisa bertahan hingga berkembang ke arah kemajuan.

Sebagai referensi, ilmu sosiologi dalam teori gado-gado atau struktural fungsional yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu bisa menjadi salah satu strategi bisnis. Langsung saja berikut sederet ulasan selengkapnya.

1. Periksa habitus SDM

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Tidak bisa dimungkiri bahwa bisnis yang besar sekaligus berkembang itu tak hanya bergantung pada satu kepala saja. Melainkan juga banyak sumber daya manusia (SDM) yang punya peranannya masing-masing. 

Banyak SDM tak menjamin sebuah bisnis jadi semakin besar pula. Habitus atau kebiasaan yang menjadi cara kerja SDM jadi kunci utamanya. Jadi, periksa bagaimana habitus dari setiap SDM yang terlibat. Kembangkan kemampuan kerjanya, perbaiki kesalahan kerjanya, dan jangan ragu untuk menghilangkan sosok penganggu yang habitusnya sudah tak bisa dibentuk lagi.

Sebaliknya, sedikit SDM juga jelas tak sehat bagi perkembangan bisnis. Jadi anggap efisiensi SDM untuk hemat biaya gaji menjadi solutif dalam kemajuan bisnis. SDM dengan pekerjaan berlebih akan melahirkan habitus akan cara kerja yang tidak sehat. Imbasnya? Jelas saja berimbas ke arah kemunduran bisnismu.

2. Pakai modal ekonomi untuk promosi yang tepat sasaran

ilustrasi personal branding (pexels.com/Moose Photos)

Menurut sosiolog, Pierre Bourdieu, modal ekonomi ini bisa dicontohkan sebagai uang yang dalam hal ini arahnya produktif. Yakni, dalam urusan kemajuan bisnis bisa dipakai sebagai modal promosi. Tak sembarang promosi, harus dipikirkan apakah sudah tepat sasaran atau belum.

Misalnya saja jika tujuan promosi hanya untuk bangun personal branding, maka bisa memakai jasa selebgram atau artis yang tengah terkenal, tanpa perlu melihat latar belakangnya. Tentunya, dalam hal ini cukup kecil peluangnya untuk tujuan penjualan.

Berbeda halnya dengan promosi pada selebgram atau artis yang memang fokus pada bidang tertentu yang terkait dengan bisnismu. Jika targetnya pada penjualan, itu pun harus diperiksa apakah pengikutnya benar-benar membeli atau sekadar menyimak ulasan dari sang idola.

Terakhir, jangan ragu untuk mengeluarkan biaya promosi yang pastinya lebih hemat pada pelanggan yang memang loyal. Dibanding selebgram, merekalah promosi natural yang terkadang efeknya pada penjualan lebih besar, lebih terpercaya ulasannya. Kamu bisa berikan diskon untuk pelanggan loyal bisa merekomendasikan secara natural kepada orang sekitarnya.

3. Kuasa modal budaya unuk mendapatkan validitas kualitas

ilustrasi bekerja (pixabay.com/Tumisu)

Pernahkah kamu melihat dua toko usaha roti yang satunya ramai sedangkan satunya begitu sepi, bahkan tak ada satu pun pelanggan. Padahal, roti yang dijual memiliki tipe yang sama, bahkan harga yang tak jauh berbeda. Lantas, apa yang membedakannya? Ya, validitas masyarakat.

Baik validitas karena terpercaya akan kualitasnya maupun sekadar tengah viral tanpa kepastian kualitasnya. Satu yang masuk logika, kualitas mampu bikin pembeli ketagihan bahakan merekomendasikan barang atau jasamu. Sedangkan, viral tanpa kualitas yang baik, tentu orang hanya akan membeli sekali, hanya karena penasaran.

Jadi, bangun validitas berdasarkan kualitas, baik nantinya akan viral atau tidak. Jangan ragu untuk terus meningkatkan modal budaya berupa ilmu pengetahuan terkait bisnismu. Raih prestasi di dalamnya, miliki gelar ahli di dalamnya, tunjukkan bahwa bisnismu dijalankan oleh sosok hebat yang tentu barang atau jasa yang ditawarkan itu gak kalah hebatnya, ya.

4. Bangun relasi dengan pakar bisnis terkait

ilustrasi orang bekerja (pixabay.com/089photoshootings)

Pierre bourdieu juga menjabarkan konsep modal sosial yang dicontohkan berupa relasi dengan orang sekitar. Dalam hal ini, tak sembarang relasi, tetapi yang punya dampak bagi perkembangan bisnismu. Yakni, sosok pakar pada bidang bisnis yang kamu geluti.

Relasi dengan pakar ini bisa dikonversi menjadi modal budaya atau ilmu pengetahuan. Bahkan, tak jarang pakar juga punya sisi validitas yang bisa merekomdasikan bisnismu.

Jika cocok dan melihat potensi kualitasmu, pakar relasimu itu akan berbagi pasar kepadamu. Bisa jadi bukan hanya pembeli, tetapi juga sosok investor yang tentunya berguna bagi kemajuan bisnismu, ya.

5. Kuasai arena sesuai perkembangan pasar

ilustrasi bekerja (pixabay.com/geralt)

Fokus tepat sasaran menjadi kunci utama dalam menguasai arena atau pasar yang jadi bidang bisnismu. Kalau kamu pasarnya A, gak perlu merebut, nyasar, atau coba-coba pasar B, fokus kuasai pasar A.

Bagaimana caranya? Tentu yang paling logika ialah dengan mengikuti perkembangan zaman. Mulai dari segi barang atau jasa yang kamu tawarkan, pelayanan, lokasi, bahkan sekadar sistem pembayaran. Semuanya harus selalu diperbarui dengan arah yang semakin efektif dan efesien.

Selain itu, jangan ragu untuk berinovasi untuk sesuatu yang unik dan curi atensi. Hal ini mengingat rasa penasaran bisa menjadi pintu pertama dalam mendapatkan banyak calon pembeli. Tapi perlu diingat untuk tetap punya kualiatas terbaik. Rasa penasaran hanya akan membuat banyak pembeli di awal, kualitaslah yang akan mempertahankan dan melahirkan banyak pelanggan loyal.

Nah, itu tadi sederet ulasan konsep sosiologi dalam teori struktural fungsional yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu dalam kaitannya sebagai strategi bisnis. Sekarang, tinggal kamu sesuaikan dengan situasi dan kondisi pada bisnismu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us