APBN Tekor Rp401,8 Triliun per November 2024

- Defisit APBN 2024 Rp401,8 triliun atau 1,81% dari PDB, di bawah target Rp522,8 triliun atau 2,9% dari PDB.
- Pendapatan negara mencapai Rp2.492,7 triliun atau 89% dari target, tumbuh tipis 1,3%, positif setelah tekanan hingga Agustus 2024.
- Realisasi belanja negara mencapai Rp2.894,5 triliun atau 87% dari pagu belanja APBN 2024, tumbuh 15,3% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat APBN 2024 mengalami defisit sebesar Rp401,8 triliun pada akhir November 2024, atau 1,81 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Defisit ini pun masih bawah target defisit sepanjang 2024 sebesar Rp522,8 triliun atau 2,9 persen dari PDB.
“Jadi defisit Rp401,8 triliun masih di bawah Rp522,8 triliun, maka 76,8 persen dari target defisit dalam UU APBN 2024,” ucap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KITA Edisi Desember 2024 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (11/12/2024).
1. Pendapatan negara tumbuh tipis

Ia menjelaskan rincian pendapatan negara hingga akhir November mencapai Rp2.492,7 triliun atau 89 persen dari target dalam pagu pendapatan negara 2024. Jika dibandingkan periode yang sama, penerimaan negara tumbuh tipis 1,3 persen.
Meski begitu, Sri Mulyani menyebut, pencapaian ini termasuk positif karena penerimaan negara sudah mengalami tekanan hingga Agustus 2024. Saat ini pendapatan negara baru memasuki momentum positif.
“Pendapatan negara mengalami tekanan luar biasa besar sampai Agustus, sehingga untuk mendapatkan positif growth, kami harapkan terjaga momentumnya. Ini adalah suatu momen yang cukup positif,” kata Sri Mulyani.
2. Jelang tutup tahun, belanja negara sudah terserap 87 persen

Sementara itu realisasi belanja negara mencapai Rp2.894,5 triliun pada akhir November 2024. Angka ini sudah 87 persen dari pagu belanja APBN 2024.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama 2023, pertumbuhan realisasi belanja negara sebesar 15,3 persen.
“Realisasi belanja negara mengalami kenaikan cukup tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar 15,3 persen,” terang dia.
3. Rincian realisasi belanja pemerintah pusat

Lebih rinci, belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.098,6 triliun atau 85,1 persen dari target. Ini terdiri dari belanja K/L sebesar Rp1.049,7 triliun atau 96,2 persen dari target. Sedangkan belanja non-K/L sebesar Rp1.048,9 triliun atau 76,2 persen dari target.
"Sedangkan transfer ke daerah mencapai Rp795,8 triliun atau 76,2 persen dari target, tumbuh 8,1 persen dibandingkan 2023. Sehingga keseimbangan primer masih bergerak positif sebesar Rp47,1 triliun," tegasnya.