Ke Mana Perginya Uang Investor saat Harga Saham Mereka Merosot?

Penurunan harga saham tidak hanya berdampak pada portofolio investasi, tetapi juga pada psikologis. Ketika nilai investasi menyusut, kita seringkali merasa tidak nyaman dan khawatir.
Untuk mengatasi perasaan ini, pahami mengapa harga saham bisa turun dan ke mana sebenarnya uang investasi kita mengalir. Jadi, sebenarnya ke mana, sih, uang kita saat harga saham turun? Yuk, kita ulas!
1. Harga saham itu sama dengan persepsi nilai

Sebenarnya, uangmu tidak benar-benar 'pergi' saat harga saham turun. Dilansir Investopedia, perubahan harga saham mencerminkan perubahan persepsi pasar terhadap nilai suatu perusahaan.
Misalnya, jika saham yang kamu beli seharga Rp1 juta kini hanya bernilai Rp800 ribu, artinya pasar menilai perusahaan tersebut lebih rendah dibanding sebelumnya. Namun, nilai ini hanya 'hilang' di atas kertas jika kamu belum menjual sahamnya. Kalau kamu sabar menunggu hingga harga pulih, nilainya bisa kembali.
2. Penurunan harga menunjukkan penurunan kapitalisasi pasar

Ketika harga saham turun, kapitalisasi pasar perusahaan ikut menyusut. The Motley Fool menjelaskan bahwa ini bukan berarti uang tersebut dialihkan ke investor lain, melainkan nilai keseluruhan perusahaan di pasar menjadi lebih kecil.
Ini seperti harga rumah yang turun. Nilai rumahmu berkurang, tapi fisiknya tetap ada. Sebagai contoh, jika saham sebuah perusahaan turun Rp100 per lembar dan ada satu juta lembar saham yang beredar, maka kapitalisasi pasar perusahaan itu menyusut Rp100 juta.
3. Emosi pasar memegang peran penting

Pergerakan harga saham sering kali dipengaruhi oleh emosi pasar. Ketakutan atau euforia investor dapat mendorong harga saham naik atau turun drastis. Ketika sentimen negatif menyebar, banyak investor akan menjual sahamnya, menciptakan tekanan harga yang lebih besar. Namun, perubahan ini biasanya bersifat sementara. Jika fundamental perusahaan tetap kuat, harga sahamnya cenderung pulih seiring waktu.
4. Unrealized loss vs realized loss

Ketika harga sahammu turun, itu disebut unrealized loss (kerugian yang belum terealisasi). Ini hanya menjadi realized loss (kerugian nyata) jika kamu memutuskan untuk menjual saham tersebut dengan harga lebih rendah dari harga belimu.
Menurut Wright, unrealized loss masih bisa pulih jika harga saham kembali naik di waktu mendatang. Jadi, salah satu strategi terbaik adalah tetap tenang dan berfokus pada jangka panjang, terutama jika seorang investor yakin dengan kualitas perusahaan.
5. Uang tidak hilang, melainkan berubah nilai

Harga saham turun karena investor bersedia membayar lebih sedikit untuk saham tersebut. PBS News menjelaskan bahwa uang itu tidak benar-benar hilang, melainkan mencerminkan perubahan permintaan dan penawaran di pasar. Dalam beberapa kasus, penurunan harga saham bisa menjadi peluang bagi investor lain untuk membeli di harga 'diskon'.
Penting untuk diingat bahwa pasar saham bukanlah permainan zero-sum, di mana satu pihak harus kalah agar yang lain menang. Ini adalah sistem yang menciptakan nilai di jangka panjang, meski ada fluktuasi di jangka pendek.
Jadi, saat harga sahammu merosot, uang itu tidak benar-benar hilang. Penurunan harga hanya mencerminkan perubahan persepsi nilai pasar. Tetap tenang, lakukan diversifikasi, dan fokus pada jangka panjang agar kamu bisa menghadapi fluktuasi pasar dengan percaya diri.