Ukraina Produksi Biji-bijian Terbesar Kedua di Eropa di Tengah Perang

- Ukraina pimpin produksi jagung dan biji bunga matahari di Eropa.
- Produksi pertanian Ukraina turun 6,6 persen dibanding tahun lalu.
- Ukraina lanjutkan larangan impor barang asal Rusia.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Ekonomi Ukraina mengumumkan keberhasilan memproduksi 57,6 juta ton biji-bijian di tengah peperangan. Dengan ini, Ukraina berhasil menempatkan diri sebagai produsen biji-bijian terbesar di kedua di Eropa di bawah Prancis.
Sebagai informasi, Ukraina dikenal sebagai salah satu negara produsen pertanian, terutama biji-bijian terbesar di Eropa. Namun, terdapat tantangan besar dalam produksi pertanian imbas invasi skala besar Rusia ke Ukraina.
1. Ukraina berhasil pimpin produksi jagung dan biji bunga matahari di Eropa

Biji-bijian terbesar yang diproduksi Ukraina pada tahun ini adalah jagung dan biji bunga matahari. Negara Eropa Timur ini berhasil memproduksi 23,5 juta ton jagung dan 9 juta ton biji bunga matahari sepanjang 2025.
Dilansir UNN, Wakil Menteri Ekonomi Ukraina, Taras Vysotskyi menyebut bahwa rerata hasil pertanian di Ukraina menurun 14 persen dibanding rerata negara-negara Uni Eropa (UE). Namun, ia yakin Ukraina dapat meningkatkan produksi melalui investasi dan pengembangan teknologi pertanian.
Vysotskyi mengungkapkan, tingginya produksi biji-bijian Ukraina bukanlah ancaman bagi sektor pertanian UE. Namun, hasil pertanian Ukraina akan menjadi penguat stabilitas dan ketahanan pangan global.
2. Produksi pertanian Ukraina turun 6,6 persen dibanding tahun lalu

Badan Statistik Ukraina menyebut bahwa indeks produksi pertanian di negaranya hanya sebesar 93,4 persen atau turun 6,6 persen dibanding tahun lalu. Penurunan produksi ini disebabkan turunnya produksi hasil peternakan yang turun 3,8 persen.
Dilansir Ukraine Business News, wilayah yang paling terdampak penurunan volume produksi pertanian adalah Donetsk yang turun 57,4 persen dibandingkan tahun lalu. Selain di Donetsk, penurunan juga terjadi di Kherson, Dnipropetrovsk yang terdampak perang.
3. Ukraina lanjutkan larangan impor barang asal Rusia

Sekretariat Kabinet Ukraina memutuskan untuk memperpanjang larangan impor barang dari Rusia hingga 31 Desember 2026. Keputusan ini untuk memperbarui larangan sejak 2015 dalam memberikan tekanan ekonomi kepada Rusia.
Sejak 2015, Sekretariat Kabinet Ukraina sudah menerapkan dua resolusi pembatasan perdagangan dengan Rusia. Kebijakan ini diambil sebagai respons serangan Rusia ke Ukraina bagian timur dan pembatalan Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Rusia.



















