Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Utang Luar Negeri RI Naik Rp145 Triliun per Mei 2024

ilustrasi utang (IDN Times/Nathan Manaloe)
Intinya sih...
  • Utang luar negeri (ULN) Indonesia per Mei 2024 mencapai 407,3 miliar dolar AS atau setara Rp6.592 triliun
  • Posisi ULN pemerintah pada Mei 2024 mencapai 191 miliar dolar AS atau setara Rp3.091 triliun, naik 1,9 miliar dolar AS dari posisi April 2024
  • ULN swasta pada Mei 2024 sebesar 197,6 miliar dolar AS atau setara Rp3.199 triliun dengan rasio ULN Indonesia terhadap PDB sebesar 29,8 persen

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) melaporkan utang luar negeri (ULN) Indonesia per Mei 2024 mencapai 407,3 miliar dolar AS atau setara Rp6.592 triliun (kurs Rp16.184 per dolar AS).

Perkembangan tersebut bersumber dari ULN sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral, serta sektor swasta.

Angka tersebut naik 9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp145,7 triliun dari posisi ULN Indonesia per April 2024 yang sebesar 398,3 miliar setara Rp6.492,2 triliun.

1. Arus modal asing yang masuk ke Indonesia meningkat

Ilustrasi karyawan perusahaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Dikutip dari keterangan resmi BI, Senin (15/7/2024), posisi ULN pemerintah pada Mei 2024 mencapai 191 miliar dolar AS atau setara Rp3.091 triliun, naik 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp30,76 triliun.

Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono mengatakan, kenaikan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional dan domestik.

“Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara prudensial, terukur, oportunistik, dan fleksibel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal,” ucap Erwin dalam keterangan resmi BI.

ULN sendiri merupakan salah satu instrumen pembiayaan APBN. ULN dimanfaatkan untuk pembiayaan sektor produktif dan prioritas yang di antaranya mencakup Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (21 persen dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,7 persen); Jasa Pendidikan (16,8 persen); Konstruksi (13,6 persen); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,5 persen).

“Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,99 persen dari total ULN pemerintah,” tutur Erwin.

2. ULN swasta turun

Ilustrasi Utang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, posisi ULN swasta pada Mei 2024 sebesar 197,6 miliar dolar AS atau setara Rp3.199 triliun. Angka tersebut naik dibandingkan April 2024 yang sebesar 195,2 miliar dolar AS atau setara Rp3.160 triliun.

Perkembangan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) yang terkontraksi sebesar 2,6 persen (yoy). Sementara itu, ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) tumbuh sebesar 0,1 persen (yoy).

Berdasarkan  sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 78,9 persen dari total ULN swasta.

“ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1 persen terhadap total ULN swasta,” tutur Erwin.

3. BI pastikan struktur ULN RI tetap sehat

ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Erwin memastikan struktur ULN Indonesia tetap sehat, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tercatat sebesar 29,8 persen, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 85,9 persen dari total ULN.

“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN,” ujar Erwin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us