Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
PT Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Rabu (29/3/2023). (IDN Times/Uni Lubis)
PT Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Rabu (29/3/2023). (IDN Times/Uni Lubis)

Intinya sih...

  • Pendapatan Vale Indonesia naik 7 persen

  • Kinerja saham Vale Indonesia menguat, dengan harga saham yang mencerminkan kenaikan sebesar 10,38 persen sejak awal tahun (year to date/YTD)

  • Penjualan bijih saprolite dari tambang Bahadopi bakal keren pendapatan Vale

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menargetkan produksi 71.234 metrik ton nikel matte hingga akhir 2025. Target tersebut meningkat dari 2024.

Hingga kuartal II-2025, Vale Indonesia memproduksi 18.557 metrik ton nikel matte, sekitar 26 persen dari target produksi tahun ini. Adapun harga realisasi rata-rata nikel matte pada kuartal II-2025 mencapai 12.091 dolar AS per ton, meningkat 1,33 persen dari 11.932 dolar AS pada kuartal sebelumnya.

1. Pendapatan Vale Indonesia naik 7 persen

ilustrasi PT Vale Indonesia menambang nikel (Youtube.com/PT Vale Indonesia Tbk)

Kenaikan harga yang moderat dan volume pengiriman lebih tinggi berkontribusi pada peningkatan total pendapatan pada kuartal II-2025, yakni 220,2 juta dolar AS. Angka tersebut tumbuh 7 persen dari 206,5 juta dolar AS pada kuartal sebelumnya.

Di sisi lain, selain penerapan royalti baru, keputusan Vale Indonesia mempercepat jadwal pemeliharaan terencana (sekitar 20 hari) mulai paruh kedua 2025 juga berdampak pada operasi kuartal perseroan.

Namun, Vale Indonesia berhasil mempertahankan EBITDA pada tingkat yang sehat sebesar 40 juta dolar AS dengan laba bersih positif sebesar 3,5 juta dolar AS untuk kuartal II-2025. Vale juga berharap bisa mengoptimalkan tingkat produksi untuk paruh kedua tahun ini.

2. Kinerja saham Vale Indonesia

Wilayah kerja PT Vale Indonesia Tbk (INCO). (dok. Vale Indonesia)

Saham PT Vale Indonesia dibuka menguat pada Rp3.770 per lembar saham pagi ini, Jumat (12/9/2025). Pada penutupan perdagangan sesi I, saham Vale menguat 240 poin atau 6,42 persen ke Rp3.980 per lembar saham.

Investor telah melakukan transaksi sebanyak 5,2 ribu kali, dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 9,8 juta, dan nilai transaksi Rp38,17 miliar.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Erindra Krisnawan dan Wilastita Muthia Sofi mengatakan kinerja Vale Indonesia yang semakin solid ditopang percepatan belanja pemerintah dan meningkatnya likuiditas.

Berdasarkan laporan tersebut, logam diposisikan sebagai salah satu sektor unggulan. Hal ini karena karakteristiknya yang mampu menjadi hedge atau lindung nilai terhadap volatilitas pasar, terutama di tengah katalis domestik yang belum sepenuhnya menguat.

BRI Danareksa lantas memberikan rekomendasi beli untuk saham Vale Indonesia dengan target harga Rp4.700 per saham. Artinya, estimasi tersebut mencerminkan pertumbuhan sebesar 18 persen dari harga saat ini yang berada di level Rp3.980.

Harga saat ini mencerminkan kenaikan sebesar 10,38 persen sejak awal tahun (year to date/YTD), dan menguat 8,44 persen dalam 3 bulan terakhir. Adapun kapitalisasi pasar INCO mencapai Rp41,53 triliun.

3. Penjualan bijih saprolite dari tambang Bahadopi bakal keren pendapatan Vale

Lamella Gravity Settler, teknologi penjernihan air untuk mengolah limbah cair (vale.com/PT Vale Indonesia)

Saat ini, pemerintah melalui Danantara Indonesia juga memacu pengembangan proyek nikel di Indonesia melalui kesepakatan kerja sama antara Danantara Investment Management dengan GEM Limited, perusahaan publik asal China.

Kesepakatan tersebut menjadi kerangka kerja bagi potensi investasi bersama dalam pembangunan fasilitas peleburan High-Pressure Acid Leach (HPAL) berkapasitas 66.000 ton nikel dalam endapan hidroksida campuran (MHP) per tahun. Proyek dengan nilai investasi 1,42 miliar dolar AS tersebut bakal melibatkan Vale Indonesia dengan mitra global lainnya.

Research Retail Analyst CGS International Sekuritas Indonesia, Sharon Natasha menyampaikan, selain kesepakatan di atas, kenaikan harga saham Vale juga dipicu dari persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). Persetujuan itu memungkinkan perseroan untuk menjual 2,2 juta ton bijih saprolite dari tambang Bahodopi, Sulawesi Tengah, mulai Juli 2025. Aksi tersebut juga diproyeksikan mendorong kinerja keuangan perseroan pada semester II-2025.

“Artinya, ini ada potensi untuk kinerja INCO terdongkrak pada semester II/2025 karena didukung dari sisi penjualan bijih saprolite,” tutur Sharon.

Editorial Team