Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Volume Produksi Nikel Matte Vale Indonesia Naik di Semester I-2025

Kegiatan pertambangan di PT Vale Indonesia (vale.com)
Kegiatan pertambangan di PT Vale Indonesia (vale.com)
Intinya sih...
  • Produksi nikel matte PT Vale Indonesia Tbk (INCO) selama enam bulan pertama tahun ini mencapai 35.584 MT, naik 2 persen dibanding semester sebelumnya.
  • Pengiriman nikel matte meningkat menjadi 18.023 ton pada kuartal II-2025, dengan harga rata-rata naik menjadi 12.091 dolar AS per ton.

Jakarta, IDN Times - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan volume produksi nikel dalam matte pada kuartal II-2025 mencapai 18.557 metrik ton (MT). Realisasi ini meningkat 12 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) sebanyak 17.072 MT.

Sementara produksi nikel matte perseroan selama enam bulan pertama tahun ini mencapai 35.584 MT. Jumlah ini naik 2 persen dibanding semester I-2024 sebanyak 34.774 MT.

Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer INCO, Abu Ashar mengatakan, peningkatan produksi ini didukung strategi pemeliharaan yang proaktif dilakukan perseroan dan berbagai peningkatan operasional lainnya sepanjang tahun. Perseroan optimistis terhadap prospek produksi dan yakin mampu mempertahankan stabilitas operasional sepanjang sisa tahun ini.

Adapun Vale Indonesia menargetkan total produksi nikel dalam matte pada tahun ini sebanyak 71.234 MT, meningkat dari target tahun lalu.

1. Pengiriman nikel matte meningkat

Tambang di PT Vale Indonesia. (youtube.com/PT Vale Indonesia
Tambang di PT Vale Indonesia. (youtube.com/PT Vale Indonesia

Pengiriman nikel matte perseroan pada kuartal II-2025 tercatat meningkat menjadi 18.023 ton, dibandingkan kuartal I-2025 sebanyak 17.096 ton.

"Hal ini mencerminkan kinerja operasional yang stabil dan peningkatan efisiensi produksi," kata Abu Ashar dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (31/7/2025).

Sementara itu, harga realisasi rata-rata nikel matte pada kuartal II-2025 juga naik menjadi 12.091 dolar AS per ton. Harga ini lebih mahal dari kuartal sebelumnya sebesar 11.932 dolar AS per ton.

2. Pendapatan dan laba bersih Vale Indonesia

ilustrasi pendapatan (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi pendapatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Kenaikan harga nikel matte dikombinasikan dengan volume pengiriman, mendorong total pendapatan perseroan sebesar 220,2 juta dolar AS pada kuartal II-2025. Angka ini naik 7 persen dari kuartal sebelumnya sebesar 206,5 juta dolar AS.

Di sisi lain, selain penerapan royalti baru, keputusan perseroan mempercepat jadwal pemeliharaan terencana menjadi sekitar 20 hari mulai paruh kedua 2025 berdampak pada operasi perseroan. Namun perseroan berhasil mempertahankan EBITDA pada tingkat yang sehat sebesar 40,0 juta dolar AS dengan laba bersih sebesar 3,5 juta dolar AS pada kuartal II-2025.

Direktur dan Chief Financial Officer INCO, Rizky Putra mengatakan, perseroan akan memiliki baseline yang lebih kuat mulai paruh kedua tahun ini. Vale telah mencapai kesepakatan baru untuk penetapan harga nikel matte dengan para pelanggan dan mendapat persetujuan untuk merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) sekitar 2,2 juta ton bijih saprolit dari blok Bahodopi.

"Perkembangan ini diharapkan dapat menghasilkan lebih banyak aliran pendapatan dan memperkuat baseline PT Vale ke depannya," ujarnya.

3. Kas dan setara kas perseroan

ilustrasi kas dan setara kas (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi kas setara kas (IDN Times/Aditya Pratama)

Kas dan setara kas perseroan per 30 Juni 2025 tercatat sebesar 506,7 juta dolar AS. Realisasi ini turun dari kuartal sebelumnya yang mencapai 601,4 juta dolar AS.

Penurunan tersebut mencerminkan belanja modal sekitar 96,4 juta pada kuartal II-2025, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya 128,1 juta dolar AS.

"PT Vale tetap berkomitmen untuk menjaga disiplin keuangan yang bijaksana dan akan terus mengelola pengeluaran dengan cermat untuk menjaga kas dan mendukung stabilitas keuangan jangka Panjang," ucap Rizky.

Dia menambahkan, perseroan tetap teguh dalam komitmennya untuk meningkatkan produktivitas dan mendorong peningkatan efisiensi biaya, memastikan daya saing jangka panjang dan keunggulan operasional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us