Warga Terkena Relokasi Rempang Diberi Rumah Senilai Rp120 Juta

Jakarta, IDN Times - Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam, Enoh Suharto Pranoto mengatakan, pihaknya akan bertanggung jawab kepada warga yang terkena relokasi proyek strategis nasional (PSN) di Rempang, Batam.
Enoh menjelaskan, warga yang terdampak relokasi akan diberikan rumah tipe 45 yang dibangun di atas lahan seluas 500 meter. Rumah senilai Rp120 juta itu dibangun di Pulau Galang.
"Kebijakannya diberikan cuma-cuma. Jadi, ini rumahnya tipe 45 ya dengan nilainya Rp120 juta, kavling 500 meter," kata dia di sela acara Infrastructure Forum and Edutainment Expo di Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (13/9/2023).
1. Diberi ongkos biaya hidup dan sewa rumah sementara

Sambil menunggu rumah permanen di Pulau Galang rampung, kata Enoh, warga yang terkena relokasi akan diberikan uang sewa rumah sementara Rp1,2 juta. Selain itu, warga juga mendapat bantuan biaya hidup Rp1,2 juta per orang per bulan.
"Jadi, kalau misalkan dalam satu keluarga ada 5 orang berarti 5 x Rp1,2 juta kan Rp6 juta per bulan, per orang Rp1,2 juta, dan tahap awal kita berikan 3 bulan di muka," sebutnya.
Dia menerangkan, bantuan biaya hidup diberikan kepada warga sampai rumah permanen yang disediakan di Pulau Galang itu rampung dan siap dihuni.
2. Sejumlah fasilitas dibangun di rumah baru warga

Di lokasi rumah permanen itu juga akan dibangun infrastruktur pendukungnya, mulai dari jalan, air, listrik, dan sebagainya. Fasilitas sosial-fasilitas umum (fasos-fasum) juga disediakan.
"Ada tempat pemerintahan, ada puskesmas, pendidikan, dan sebagainya, dan juga sebenarnya kita bangunkan juga dermaga untuk nelayannya juga. Jadi, semua sudah kita siapkan," kata dia.
Saat ini, pembangunan rumah permanen tersebut sudah masuk proses penyiapan lahan. Sedangkan jalan aksesnya sudah mulai dibangun.
"Dan itu mungkin tahun depan sudah selesai semua," sebut Enoh.
3. Perlu dilakukan sosialisasi lebih intensif

Enoh menambahkan, sosialisasi lebih intensif perlu dilakukan menyusul terjadinya konflik di Rempang. Namun, ia tak memungkiri terdapat dinamika di lapangan.
"Ya sosialisasi kan, tapi tentu di lapangan dinamikanya kan banyak sekali ada yang setuju, ada yang gak dan sebagainya, ini yang sekarang proses kita laksanakan," tambah dia.