Zulhas: Produksi Beras Diperkirakan 32,8 Juta Ton Tahun Ini

- Pemerintah menargetkan produksi beras tahun 2025 mencapai 32,8 juta ton, naik 8,1% dari realisasi 2024.
- Bantuan pangan untuk 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM) akan disalurkan selama 2 bulan, dengan kuota 160 ribu ton beras per bulan.
- Penyaluran bantuan pangan akan dihentikan selama panen raya Maret-April 2025 untuk menjaga harga gabah petani agar tidak jatuh.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah menargetkan produksi beras sepanjang 2025 bisa mencapai 32,8 juta ton. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas optimistis akan target tersebut.
“Produksi beras diperkirakan 32,8 juta ton tahun ini. Ya syukur-syukur bisa lebih, karena sudah bagus kan, harga bagus, terus musim juga bagus, 32,8 juta ton,” kata Zulhas di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (6/1/2025).
1. Naik 8 persen dari produksi beras 2024

Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras sepanjang 2024 sebesar 30,34 juta ton. Dengan demikian, target produksi 2025 naik 8,1 persen dibandingkan realisasi 2024.
Adapun produksi beras pada 2024 mengalami penurunan sebesar 2,44 persen dibandingkan produksi sepanjang 2023 yakni 31,1 juta ton.
Adapun penurunan produksi beras pada 2024 disebabkan oleh produksi padi yang hanya sebesar 52,6 juta ton, turun 2,56 persen dibandingkan produksi beras 2023.
2. Pemerintah perpanjang penyaluran bantuan pangan beras

Tahun ini, pemerintah sudah menetapkan bantuan pangan untuk 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM) disalurkan selama 2 bulan, yakni Januari-Februari 2025.
Penyalurannya akan ditambah lagi selama 4 bulan, menjadi 6 bulan. Namun, pemerintah belum memutuskan waktu penyaluran bantuan pangan beras setelah Januari-Februari 2025.
“Yang empat bulannya kapan, nanti tunggu putusan ratas, tunggu,” ucap Zulhas.
3. Bantuan pangan tak akan disalurkan selama masa panen raya

Adapun kuota beras untuk bantuan pangan sebanyak 160 ribu ton beras per bulan, di mana setiap KPM menerima 10 kilogrma (kg) beras per bulan. “Kemudian sudah disepakati dalam ratas, bantuan pangan itu nanti 160 ribu ton per bulan,” tutur Zulhas.
Meski begitu, penyalouran bantuan pangan tak akan disalurkan selama momentum panen raya, yang diperkirakan jatuh pada Maret-April 2025, yang juga bertepatan dengan Ramadan dan Idul Fitri 1446 Hijriah.
“Dan puncak panen nanti Maret-April jadi agak maju sedikit. Jadi Maret-April gak mungkin kita ada SPHP, maupun bantuan pangan,” ujar Zulhas.
Penghentian sementara bantuan pangan beras dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar itu dilakukan demi menjaga harga gabah petani agar tidak jatuh saat panen raya.
“Kita tidak ingin lagi panen ada SPHP, ada pembagian beras, nanti mengganggu harga,” ujar Zulhas.