4 Tips Menyeimbangkan Antara Menabung dan Investasi

Mengelola keuangan secara bijak bukan hanya terkait penyimpanan uang di rekening tabungan saja, melainkan juga harus melibatkan strategi investasi yang cermat agar bisa menumbuhkan aset. Menabung dan investasi memiliki tujuan untuk saling melengkapi, yaitu menabung dapat memberikan keamanan jangka pendek, sementara investasi berfokus pada pertumbuhan jangka panjang.
Bagi sebagian orang mungkin menyeimbangkan antara kebiasaan menabung dan investasi bisa jadi sangat menantang, apalagi jika tidak memiliki perencanaan keuangan yang terstruktur. Oleh sebab itu, simaklah beberapa tips berikut ini dalam menyeimbangkan antara menabung dan berinvestasi agar nantinya bisa memberikan keuntungan dan juga meminimalisir risiko.
1. Tentukan tujuan keuangan secara jelas

Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah dengan menentukan terlebih dahulu tujuan keuangan yang spesifik, seperti biaya pendidikan dan darurat atau pun persiapan pensiun. Setidaknya dengan menetapkan tujuan yang jelas, maka kamu bisa membagi alokasi dana tersebut secara bijak, yaitu antara tabungan jangka pendek dan juga investasi jangka panjang.
Tujuan yang konkret tentu dapat membantumu untuk memahami kapan dana tersebut nantinya dapat diambil dan juga strategi apa yang dianggap paling tepat. Contohnya untuk kebutuhan mendesak dalam satu tahun, maka tabungan lebih disarankan. Sedangkan untuk rencana jangka 5 tahun atau bahkan lebih, maka investasi mungkin bisa menjadi pilihan yang tepat.
2. Alokasi dana berdasarkan prioritas

Setelah memahami tujuan, maka penting untuk mulai mengalokasikan dana sesuai dengan prioritas dan juga kebutuhan finansial yang dimiliki. Coba sisihkan terlebih dahulu dana untuk keperluan wajib dan darurat sebelum mengalokasikan sisanya untuk keperluan investasi dengan risiko yang lebih sesuai.
Pembagian tersebut dapat mencegah ketidakseimbangan antara simpanan yang aman dan juga aset yang dapat bertumbuh, sehingga keuangan pun tetap stabil dalam jangka pendek dan panjang. Menetapkan rasio tertentu misalnya dengan menabung sekitar 60 persen atau investasi sekitar 40 persen, maka bisa menjadi acuan yang lebih fleksibel.
3. Pahami profil risiko diri sendiri

Mengetahui sejauh mana toleransi risiko merupakan langkah penting sebelum nantinya memutuskan untuk berinvestasi pada instrumen tertentu. Jika kamu tergolong sebagai seseorang yang konservatif, maka porsi menabung harus lebih besar daripada investasi yang memiliki potensi fluktuasi yang cukup tinggi.
Sebaliknya untuk kamu yang memang agresif dan siap dalam menghadapi berbagai risiko yang ada, maka porsi investasi bisa ditingkatkan, namun tanpa harus mengorbankan adanya kestabilan dana cadangan yang mungkin dimiliki. Profil risiko akan memengaruhi pemilihan produk keuangan yang ada, baik itu saham, deposito, reksadana, atau bahkan obligasi.
4. Evaluasi dan sesuaikan secara berkala

Menyeimbangkan tabungan dan investasi bukanlah langkah sekali jalan, melainkan juga harus dievaluasi secara rutin. Hal ini karena ada berbagai kondisi seperti situasi ekonomi, keuangan pribadi, hingga perubahan tujuan hidup yang tentu dapat memengaruhi strategimu dalam mengalokasikan setiap dana.
Setidaknya dengan melakukan evaluasi secara berkala, maka kamu bisa melakukan penyesuaian yang diperlukan agar keseimbangan antara menabung dan berinvestasi tetap bisa berjalan dengan baik. Hal ini dapat membantumu untuk tetap berada di jalur yang sesuai, serta mencapai tujuan keuangan jangka pendek atau pun jangka panjang yang diperlukan,
Menabung dan berinvestasi merupakan dua aspek penting dalam pengelolaan keuangan yang semestinya tidak boleh disepelekan. Oleh sebab itu, pastikan kamu bisa menyeimbangkan antara kebiasaan menabung dan berinvestasi agar bisa memeroleh kemampuan finansial yang memadai. Keseimbangan finansial yang sehat tentu merupakan hal penting yang harus dimiliki!