5 Manfaat Gaya Hidup Slow Living dalam Pengaturan Keuangan

Gaya hidup slow living sedang menjadi tren yang diikuti oleh banyak orang. Prinsip ini berfokus pada mencari keseimbangan, kedamaian, dan penghargaan terhadap hidup yang lebih dalam. Selain itu, prinsip ini juga memberikan dampak yang positif, baik kesejahteraan emosional, kesehatan fisik, dan pengelolaan keuangan. Ya, kamu gak salah baca, kok.
Slow living memang dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam pengaturan keuangan jadi lebih bijak. Nah, dalam artikel ini, kamu bisa melihat secara lebih jelas tentang lima manfaat gaya hidup slow living dalam pengelolaan keuangan, seperti berikut ini.
1. Pengeluaran yang penuh perhatian (mindfulness)

Slow living mendorong kamu belanja secara mindfulness atau penuh perhatian. Ini tentu juga membuat kamu melakukan pengeluaran uang dengan penuh kesadaran, kan?
Sebagai contoh, ketika melakukan pembelian barang atau layanan, seseorang yang menganut prinsip ini akan mempertimbangkan kebutuhan dan prioritas sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli. Hal ini bisa menghindarkan kamu dari pembelian impulsif yang sering kali gak memberikan nilai yang sepadan dengan uang yang dikeluarkan.
Prinsip ini juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan membuat daftar belanja yang lebih terencana. Jadi, sebelum membuat daftar tersebut, kamu harus sudah berpikir untuk membeli barang-barang yang ditulis memang dibutuhkan.
Dengan berfokus pada barang atau layanan yang bernar-benar bermanfaat, kamu jadi mengeluarkan uang untuk sesuatu yang lebih bermakna dan menghindari konsumsi yang gak diperlukan.
2. Minimalisme dan decluttering finansial

Menerapkan gaya hidup slow living secara gak langsung akan mengajarkan kamu untuk decluttering (menyingkirkan) barang yang sudah gak dipakai. Sebenarnya, decluttering ini bukan hanya untuk barang-barang fisik di rumah, tapi juga tentang perihal pengelolaan keuangan. Kamu bisa melakukan financial tracking untuk mengurangi kerumitan dalam mengelola keuangan.
Kamu bisa mulai fokus pada hal-hal yang esensial seperti pengeluaran harian, setelah itu evaluasi kembali tagihan bulanan selama ini. Kalau memang ada biaya langganan seperti streaming, coba tinjau kembali apakah perlu dipertahankan atau dihilangkan. Ini bisa membantu kamu menciptakan landasan keuangan yang kokoh sambil membebaskan kekhawatiran keuangan yang sebenarnya bisa dikurangi atau bahkan disingkirkan, lho.
3. Mampu membuat anggaran secara cermat

Menerapkan prinsip slow living juga termasuk dalam membuat anggaran yang cermat. Tak hanya merencanakan setiap pemasukan dan pengeluaran dengan bijak, prinsip ini juga mengajak kamu dapat mengelola keuangan secara rutin. Anggaran yang tertulis sebaiknya mengalokasikan dana untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, investasi, dan dana darurat.
Dengan membuat anggaran secara cermat, kamu jadi bisa mengurangi resiko keuangan. Kamu juga bisa menghindari utang yang tidak perlu sambil belajar membuat dasar keuangan yang kuat.
4. Lebih hati-hati dalam mengambil keputusan keuangan yang besar

Mengurangi keputusan yang gegabah dan impulsif dalam prinsip slow living juga dilakukan ketika mengambil keputusan belanja yang besar. Sebelum mengambil keputusan untuk membeli sesuatu yang mengeluarkan uang yang gak sedikit, kamu akan menunda keputusan setidaknya 24 jam.
Proses ini tentu akan memberikan kamu waktu untuk merenungkan apakah barang atau layanan yang akan dibeli benar-benar diperlukan atau gak.
5. Berinvestasi dini dan landasan keuangan yang kuat

Selain lebih hemat, prinsip slow living juga bisa diterapkan pada investasi dan pengelolaan keuangan, lho. Disesuaikan dengan kemampuan, kamu akan mempertimbangkan secara mendalam tentang pilihan berinvestasi. Kamu akan memilih investasi yang bisa sejalan dengan nilai-nilai yang kamu percaya dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik dalam jangka panjang.
Dengan menerapkan beberapa prinsip slow living dalam pengaturan keuangan, kamu jadi bisa mencapai keseimbangan yang lebih baik sehingga keuangan tetap stabil. Dengan berprinsip slow living dalam finansial, diharapkan kamu bisa lebih tenang dalam mengelola keuangan jadi lebih stabil. Setuju?