Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Istilah yang Penting Diketahui Sebelum Investasi di SBN Ritel

Ilustrasi obligasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Siapa yang ingin mulai berinvestasi dengan instrumen yang aman? Ada Surat Berharga Negara (SBN) yang bisa jadi pilihan.

SBN adalah Surat Utang Negara (SUN) yang diterbitkan untuk pemerintah. Kamu bisa membeli SBN sesuai dengan nominal yang kamu inginkan (asal tidak di bawah minimum nominal pembelian). Uang yang kamu keluarkan untuk membeli SBN itu kemudian akan diterima pemerintah, dan digunakan untuk membiayai proyek-proyek atau program yang penting bagi negara.

Jangan khawatir, tentu ada imbal balik atau return yang kamu peroleh dari membeli SBN, sesuai dengan besaran kupon yang ditetapkan. Investasi di SBN terbilang aman karena dijamin langsung oleh pemerintah.

Nah, kupon merupakan salah satu istilah yang penting dipahami sebelum kamu membeli SBN. Ada juga istilah-istilah lain yang gak kalah penting. Yuk disimak!

1. Kupon

Ilustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Dilansir dari situs Tanam Duit, Kamis (2/3/2023), kupon merujuk pada imbal hasil yang dibayarkan pemerintah kepada investor SBN. Satuan kupon itu sendiri adalah persentase. Setiap menerbitkan SBN, pemerintah akan mengumumkan berapa kupon yang akan diberlakukan pada suatu seri SBN.

Kupon SBN sendiri ada dua jenis, sebagai berikut:

Berikut merupakan dua jenis kupon SBN ritel.

  • Floating with floor 

Artinya kupon yang mengambang dengan batas minimal. Maksudnya, imbal hasil yang kamu dapat dari investasi SBN bisa berubah-ubah mengikuti tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7 Day Reverse Repo Rate). Tapi tenang saja, pemerintah tetap menetapkan batas minimal kupon. Jadi, saat suku bunga acuan BI sedang turun drastis, kamu tetap menerima kupon berdasarkan batas minimal yang ditetapkan Kementerian Keuangan. Jenis kupon ini bisa kamu temukan pada produk SBN ritel Savings Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST).

  • Fixed rate

Nah, jenis kupon ini sangat berbeda dengan sebelumnya, karena imbal hasilnya tetap dari awal sampai jatuh tempo nanti. Misalnya, saat SBN rilis telah ditetapkan kupon sebesar 5,7 persen per tahun, maka besaran kupon tersebut akan tetap 5,7% sampai jatuh tempo. SBN ritel yang imbal hasilnya fixed rate, yaitu Sukuk Ritel (SR) dan Obligasi Negara Ritel (ORI).

2. Tenor

Ilustrasi karyawan perusahaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Tenor alias jatuh tempo ialah waktu yang menentukan berapa lama kamu berinvestasi di SBR, sebelum seluruh uang kamu dikembalikan.

SBR dan ST memiliki tenor 2 tahun, sementara ORI dan SR memiliki tenor 3 tahun. Jika sudah melewati tenor sesuai jenis SBN yang kamu beli, maka modal atau uang pokok kamu akan dikembalikan seluruhnya.

3. Masa penawaran

Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)

Masa penawaran merupakan periode pemesanan produk SBN Ritel. Jadi, kamu hanya bisa membeli SBN pada masa penawaran saja, alias tidak setiap saat tersedia.

Biasanya, masa penawaran produk SBN ritel berlangsung sekitar tiga minggu dari tanggal rilisnya. Contohnya, SBR010 ditawarkan pada 21 Juni—15 Juli 2021.

4. Tanggal Penetapan

Ilustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Tanggal penetapan adalah langkah setelah masa penawaran. Nah, pada periode ini, Kementerian Keuangan akan menetapkan jumlah pesanan SBN Ritel yang masuk.

Misalnya, pada ORI022 yang ditawarkan selama periode 26 September hingga 20 Oktober 2022, tanggal penetapannya pada 24 Oktober 2022.

5. Setelmen

Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga (IDN Times/Aditya Pratama)

Langkah selanjutnya ialah setelmen, atau tanggal penyelesaian transaksi. Pada tahap ini, investor akan tercatat sebagai pemilik SBN berdasarkan seri yang diterbitkan.

Kemudian, besaran kupon baru akan dihitung sejak tanggal setelmen. Pada ORI022, tanggal setelmennya jatuh pada 26 Oktober 2022, atau 2 hari setelah masa penetapan.

6. Kuota

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Kuota mengacu pada total nilai pembelian SBN per individu. Kamu bisa membeli SBN berkali-kali selama masa penawaran masih berlangsung.

Untuk pembelian SBN ritel sendiri minimum Rp1 juta, dan maksimum Rp3 miliar untuk tiap individu. Jika kamu ingin membeli berkali-kali, kuota maksimum Rp3 miliar tetap berlaku untuk tiap seri SBN ritel yang dirilis.

7. Tradable vs non-tradable

Ilustrasi transaksi aset kripto (IDN Times/Aditya Pratama)

Kamu pasti akan menemukan istilah tradeable dan non-tradeable saat membeli SBN. Tradeable artinya SBN tersebut dapat kamu perdagangkan di pasar sekunder. Produk SBN ritel yang dapat kamu perdagangkan di pasar sekunder di antaranya ORI dan SR.

Kedua produk tersebut bisa kamu perjualbelikan kembali di pasar sekunder tiga bulan setelah masa penawarannya. Makanya, saat kamu jual produk SBN ritel, ada potensi capital gain atau capital loss, tergantung dengan kondisi pasar saat kamu menjual kepemilikan SBN kamu. 

Adapun SBN ritel yang non-tradeable artinya tidak dapat kamu perdagangkan di pasar sekunder, seperti SBR dan ST. Namun, SBR dan ST bisa dicairkan lebih awal, kok, dengan adanya fasilitas early redemption.

8. Early Redemption

Ilustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, pencairan SBN ritel (SBR dan ST) lebih awal bisa dilakukan dengan fasilitas early redemption.

Pencairan lebih awal tak bisa dilakukan seluruhnya, maksimal 50 persen dari total kepemilikan. Misalnya, kamu punya SBR senilai Rp10 juta, artinya maksimum dana yang bisa kamu cairkan lebih awal sebelum jatuh tempo adalah Rp5 juta.

Pencairan SBR atau ST dapat kamu lakukan dalam kelipatan Rp1 juta. Jadi, minimal kamu harus punya kepemilikan SBR atau ST Rp2 juta jika ingin melakukan early redemption. Kamu bisa mengajukan early redemption pada waktu yang telah pemerintah tentukan sejak awal.

9. Mitra Distribusi (Midis)

Ilustrasi Bank Digital. (IDN Times/Aditya Pratama)

Mitra distribusi atau midis adalah saluran yang digunakan pemerintah untuk menjual SBN ritel ke masyarakat. Ada banyak sekali midis yang menyediakan transaksi SBN ritel.

Salah satunya adalah aplikasi tanamduit yang telah menyediakan pembelian SBN ritel sejak 2018. Ada juga Bibit, BNI Sekuritas, Modalku, Mandiri Sekuritas, Fundtastic, BRI Danareksa Sekuritas, Bareksa, BCA, dan sebagainya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us