AI Bakal Dongkrak Penjualan Alat Chip Jadi Rp2 Kuadiliun pada 2026

- SEMI memperkirakan nilai penjualan global peralatan pembuat wafer chip akan naik sekitar 9 persen hingga menyentuh 126 miliar dolar AS (Rp2 kuadriliun) pada 2026.
- Setahun setelahnya, angka itu diproyeksikan kembali meningkat sekitar 7,3 persen menjadi 135 miliar dolar AS, menandai tren pertumbuhan berkelanjutan sektor peralatan semikonduktor.
Jakarta, IDN Times - Ledakan permintaan akal imitasi (AI) diperkirakan akan mengerek penjualan peralatan pembuat wafer chip global sekitar 9 persen menjadi 126 miliar dolar AS (Rp2 kuadriliun) pada 2026. Proyeksi itu disampaikan asosiasi industri semikonduktor global (SEMI), yang menilai ekspansi kapasitas pabrik chip logika dan memori akan berlanjut setidaknya hingga 2027.
SEMI juga memprediksi penjualan peralatan tersebut masih akan tumbuh sekitar 7,3 persen pada 2027 menjadi 135 miliar dolar AS (Rp2,2 kuadriliun). China, Taiwan, dan Korea Selatan diperkirakan tetap menjadi pasar utama, dengan China menempati posisi investor terbesar untuk peralatan manufaktur chip.
1. Proyeksi lonjakan penjualan hingga 2027
SEMI memperkirakan nilai penjualan global peralatan pembuat wafer chip akan naik sekitar 9 persen hingga menyentuh 126 miliar dolar AS (Rp2 kuadriliun) pada 2026. Setahun setelahnya, angka itu diproyeksikan kembali meningkat sekitar 7,3 persen menjadi 135 miliar dolar AS, menandai tren pertumbuhan berkelanjutan sektor peralatan semikonduktor.
Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh belanja besar-besaran untuk memperluas kapasitas produksi chip logika dan memori yang dipakai dalam komputasi AI, mulai dari pusat data hingga perangkat berkemampuan AI di sisi pengguna. SEMI menilai peralihan industri menuju teknologi proses terdepan dan High Bandwidth Memory (HBM) untuk beban kerja AI akan tetap menjadi motor penggerak investasi peralatan.
“Investasi industri semikonduktor global dalam peralatan pabrik terus meningkat selama beberapa tahun terakhir dan diperkirakan akan melonjak kuat untuk memenuhi permintaan chip terkait AI,” kata Presiden dan CEO SEMI, Ajit Manocha.
Ia menambahkan, kombinasi permintaan AI, pusat data, dan perangkat edge membuat kapasitas baru menjadi kebutuhan mendesak di berbagai wilayah.
2. Peran AI dalam lonjakan investasi
Ledakan AI generatif dan komputasi berperforma tinggi (HPC) membuat produsen chip mempercepat ekspansi pada node proses mutakhir di segmen logika dan foundry. Teknologi seperti transistor gate-all-around (GAA) dan rencana produksi massal di bawah 2 nanometer mendorong kebutuhan peralatan litografi, deposisi, dan inspeksi yang lebih canggih.
Di sisi memori, lonjakan kebutuhan HBM untuk melatih model AI besar serta memori NAND 3D berkapasitas tinggi untuk inferensi menaikkan permintaan peralatan di pabrik Dynamic Random Access Memory (DRAM) dan NAND. SEMI memperkirakan belanja memori akan tumbuh signifikan seiring perusahaan seperti Samsung, SK Hynix, dan Micron memperluas fasilitas untuk memenuhi pesanan chip memori khusus AI.
3. Dominasi Asia sebagai pasar alat semikonduktor terbesar
SEMI menegaskan bahwa sebagian besar chip masih diproduksi di Asia, dan hingga 2027 China, Taiwan, dan Korea Selatan diperkirakan tetap menjadi tiga pasar terbesar untuk peralatan manufaktur semikonduktor. China diproyeksikan menjadi negara dengan investasi peralatan terbesar secara keseluruhan, sementara Taiwan dan Korea Selatan fokus memperkuat kapasitas teknologi terdepan dan memori untuk AI.
Taiwan, yang menjadi basis raksasa foundry TSMC, disebut akan terus memperluas kapasitas produksi chip berproses terdepan untuk memenuhi kontrak desain AI dari perusahaan global. Sementara itu, Korea Selatan yang menaungi Samsung dan SK Hynix mengalokasikan belanja besar ke pabrik memori HBM dan DRAM canggih yang dipakai di GPU dan akselerator AI.
Di sisi pemasok, perusahaan Belanda ASML tercatat sebagai produsen peralatan chip terbesar dengan porsi sekitar seperempat dari total penjualan global, terutama berkat mesin litografi ekstrem ultraviolet (EUV). Beberapa pemain besar lain adalah Applied Materials, KLA Corp, dan Lam Research dari Amerika Serikat, serta Tokyo Electron dari Jepang, yang seluruhnya akan ikut menikmati kenaikan permintaan peralatan dari gelombang investasi AI.



















