Daerah Penghasil Jengkol Terbesar di Indonesia

- Sumatra Barat menjadi provinsi dengan produksi jengkol terbanyak di Indonesia, mencapai 21.295 ton per tahun.
- Jawa Barat konsisten menghasilkan ribuan ton jengkol tiap tahun, dengan total produksi sekitar 19.763 ton pada 2023.
- Lampung berada di posisi ketiga sebagai daerah penghasil jengkol terbesar di Indonesia, mampu menghasilkan hingga 18.836 ton jengkol pada tahun yang sama.
Jengkol dikenal sebagai bahan makanan khas Indonesia yang punya cita rasa unik. Popularitasnya tidak hanya terletak pada kelezatan semur jengkol, tetapi juga karena manfaat kesehatannya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, produksi jengkol nasional meningkat menjadi 157 ribu ton.
Dari 38 provinsi di Indonesia, hanya lima provinsi yang belum aktif memproduksi jengkol. Ini menunjukkan bahwa jengkol merupakan komoditas penting yang tersebar luas di seluruh Tanah Air. Lalu, provinsi mana saja yang menjadi daerah penghasil jengkol terbesar di Indonesia? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini!
1. Sumatra Barat jadi provinsi dengan produksi jengkol terbanyak

Sumatra Barat menduduki peringkat pertama sebagai penghasil jengkol terbesar di Indonesia. Berdasarkan data BPS 2023, provinsi ini memproduksi sekitar 21.295 ton jengkol dalam satu tahun. Besarnya angka ini mencerminkan betapa pentingnya jengkol dalam kehidupan petani lokal.
Di Sumatra Barat, jengkol tumbuh subur di berbagai daerah pedesaan. Faktor iklim dan tanah yang cocok membuat tanaman jengkol dapat berkembang dengan baik. Tak heran jika banyak masyarakat di sana menjadikan jengkol sebagai sumber penghasilan utama.
Selain dimanfaatkan untuk konsumsi lokal, jengkol dari Sumatra Barat juga didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Dengan kualitas rasa yang khas, jengkol asal daerah ini cukup diminati pasar. Bahkan, beberapa pedagang mengaku kesulitan memenuhi permintaan jengkol yang tinggi setiap musim panen.
2. Jawa Barat konsisten hasilkan ribuan ton jengkol tiap tahun

Jawa Barat menjadi provinsi kedua dengan produksi jengkol tertinggi di Indonesia. Sepanjang 2023, total produksinya mencapai 19.763 ton. Wilayah seperti Bogor, Sukabumi, dan Cianjur dikenal sebagai sentra budidaya jengkol.
Budidaya jengkol di Jawa Barat cukup intensif dan terorganisasin;. Banyak petani yang telah memanfaatkan lahan sempit untuk menanam pohon jengkol sebagai alternatif tanaman tahunan. Selain itu, program penyuluhan dari dinas pertanian turut mendorong peningkatan produksi.
Konsumen di Jawa Barat sendiri termasuk penikmat jengkol fanatik. Hal ini menyebabkan permintaan jengkol selalu stabil, baik di pasar tradisional maupun modern. Bahkan, jengkol jadi salah satu menu favorit di warung makan Sunda.
3. Lampung jadi daerah strategis distribusi jengkol Sumatra-Jawa
Lampung berada di posisi ketiga sebagai daerah penghasil jengkol terbesar di Indonesia. Provinsi ini mampu menghasilkan hingga 18.836 ton jengkol pada tahun 2023. Wilayah pedesaan di Lampung banyak ditanami pohon jengkol oleh petani lokal.
Tanaman jengkol tumbuh dengan baik di Lampung karena didukung curah hujan yang merata dan kesuburan tanah. Petani di daerah ini juga mulai menyadari nilai ekonomi jengkol yang cukup tinggi. Maka tak heran jika jengkol semakin digalakkan sebagai komoditas unggulan.
Selain pasar domestik, jengkol dari Lampung juga dikirim ke wilayah Sumatra dan Jawa. Transportasi yang lancar menjadi kunci distribusi jengkol dari Lampung ke luar daerah. Ini menjadikan Lampung sebagai salah satu titik penting dalam rantai pasokan jengkol nasional.
4. Jawa Tengah manfaatkan lahan pekarangan untuk tanam jengkol

Produksi jengkol di Jawa Tengah cukup signifikan dengan total 16.794 ton pada tahun 2023. Wilayah yang dikenal sebagai penghasil jengkol antara lain Banyumas, Purbalingga, dan Pemalang. Petani di daerah ini memanfaatkan lahan pekarangan dan tegalan untuk menanam jengkol.
Pola tanam jengkol di Jawa Tengah sering dilakukan secara tumpangsari. Artinya, pohon jengkol ditanam bersama tanaman lain dalam satu lahan untuk efisiensi. Hal ini menjadi solusi cerdas bagi petani dengan lahan terbatas.
Permintaan jengkol di Jawa Tengah terbilang tinggi, terutama di pasar tradisional. Banyak menu masakan khas daerah yang menggunakan jengkol sebagai bahan utama. Inilah yang menjadikan budidaya jengkol tetap bertahan di tengah perkembangan zaman.
5. Kalimantan Barat andalkan pertumbuhan alami pohon jengkol
Kalimantan Barat menyumbang sekitar 12.899 ton jengkol pada 2023. Daerah seperti Sintang, Kapuas Hulu, dan Melawi menjadi sentra utama produksi jengkol di provinsi ini. Menariknya, sebagian besar pohon jengkol tumbuh secara alami di hutan atau pekarangan rumah.
Budidaya jengkol di Kalimantan Barat belum sepenuhnya terstruktur seperti di Jawa. Namun, potensi alamnya sangat mendukung untuk dijadikan daerah ekspansi budidaya jengkol nasional. Pemerintah daerah mulai melihat peluang ini dan mendorong masyarakat untuk menanam jengkol secara komersial.
Jengkol asal Kalimantan Barat memiliki tekstur yang cenderung padat dan aroma yang khas. Ciri ini membuatnya diminati oleh pasar luar daerah, khususnya pedagang dari Pulau Jawa. Dengan pengelolaan yang baik, produksi jengkol di sini masih bisa meningkat.
6. Sumatra Utara kembangkan olahan jengkol lewat UMKM lokal

Di Sumatra Utara, produksi jengkol mencapai 9.963 ton pada 2023. Kabupaten seperti Deli Serdang dan Serdang Bedagai menjadi penyumbang utama. Banyak petani yang menanam jengkol di pekarangan rumah atau lahan tidak produktif lainnya.
Masyarakat Sumatra Utara umumnya menjadikan jengkol sebagai pelengkap hidangan harian. Meski tidak sepopuler di Jawa, jengkol tetap memiliki pasar tersendiri di sini. Bahkan, beberapa UMKM mengolah jengkol menjadi camilan seperti keripik.
Pemerintah daerah mulai memberikan pelatihan budidaya jengkol secara organik. Tujuannya agar petani dapat meningkatkan kualitas dan nilai jual jengkol. Dengan strategi ini, Sumatra Utara berpotensi naik peringkat dalam daftar produsen jengkol nasional.
7. Banten jadikan jengkol bagian kuliner khas Sunda

Banten berada di urutan ketujuh dengan produksi jengkol sebanyak 9.303 ton. Daerah seperti Pandeglang dan Lebak dikenal sebagai penghasil jengkol utama di provinsi ini. Kondisi geografisnya yang mendukung menjadikan jengkol tumbuh subur di berbagai tempat.
Petani di Banten umumnya menjadikan jengkol sebagai tanaman tumpangsari. Ini dilakukan agar lahan tetap produktif dan memiliki diversifikasi hasil panen. Selain untuk dikonsumsi sendiri, banyak petani yang menjual jengkol ke pasar-pasar besar di Serang dan Tangerang.
Jengkol di Banten sering dijadikan bagian dari budaya kuliner lokal. Misalnya dalam masakan sambal jengkol, rendang jengkol, dan tumis jengkol khas Sunda. Dukungan pemerintah dan minat masyarakat menjadikan jengkol tetap eksis di daerah ini.
Dengan total produksi lebih dari 157 ribu ton pada tahun 2023, jengkol terbukti menjadi komoditas pangan yang penting bagi banyak daerah di Indonesia. Tujuh provinsi di atas menunjukkan kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan jengkol nasional. Jika dikelola lebih serius, jengkol bukan hanya makanan khas, tapi bisa jadi potensi ekspor unggulan Indonesia.