Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Daftar Harga Vaksin Booster di Berbagai Negara, Siapa Paling Mahal?

Ilustrasi Vaksin. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Vaksin. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times – Pemerintahan di berbagai negara mulai berniat untuk memberikan vaksin penguat atau booster untuk meningkatkan imunitas warganya dari COVID-19. Bahkan ada beberapa negara yang sudah memberikan vaksin booster untuk warganya, seperti Republik Ceko, Jerman dan Prancis, sebagaimana dilaporkan The New York Times.

Di Indonesia, pemerintah juga telah berencana mengizinkan penjualan vaksin booster tahun depan. Skema penyalurannya sendiri ada yang gratis dan berbayar.

Sebagai informasi, Indonesia sejauh ini telah mengizinkan penggunaan beberapa jenis vaksin, seperti Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Sinopharm, dan Janssen.

Lalu, berapakah harga vaksin booster untuk setiap dosisnya?

1. Sinovac

Ilustrasi vaksinasi (IDN Times/Herka Yanis)
Ilustrasi vaksinasi (IDN Times/Herka Yanis)

Vaksin buatan perusahaan China ini adalah vaksin pertama yang digunakan masyarakat Indonesia untuk melawan COVID-19. Presiden Joko “Jokowi” Widodo juga menggunakan vaksin ini.

Dikutip dari Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), harga vaksin Sinovac di Indonesia dibanderol mulai dari 13,60 dolar Amerika Serikat (AS) hingga 17 dolar AS per dosis atau sekitar Rp190 ribu hingga Rp238 ribu.

Harga vaksin ini sedikit lebih mahal dibandingkan di Kamboja yang hanya sebesar 10 dolar AS, namun jauh lebih murah dibandingkan di China yang sebesar 29,75 dolar AS per dosis.

2. AstraZeneca

default-image.png
Default Image IDN

Vaksin hasil kerja sama dengan Oxford University ini menjadi salah satu vaksin dengan harga yang terjangkau. Di beberapa negara seperti India, Brazil, hingga Eropa, satu dosis vaksin AstraZeneca dibanderol seharga 2,88 dolar AS hingga 3,50 dolar AS atau setara Rp40 ribu hingga Rp49 ribu.

Harga termahal vaksin ini dijual di Filipina dan Kolombia, di mana masing-masing sebesar Rp71 ribu hingga Rp85 ribu per dosis.

3. Moderna

Ilustrasi vaksin Moderna (www.news.sky.com)
Ilustrasi vaksin Moderna (www.news.sky.com)

Moderna merupakan vaksin buatan perusahaan AS dengan nama yang sama. Vaksin ini masuk pertama kali di Indonesia pada pertengahan tahun ini. Di negara asalnya, satu dosis Moderna dipatok sebesar Rp214 ribu per dosis. Sementara di negara tetangganya, Argentina, dibanderol sebesar Rp307 ribu per dosis.

Harga vaksin Moderna termahal tercatat di Botswana. Satu dosis Moderna dibanderol sebesar Rp412 ribu.

4. Pfizer

Proses pembuatan vaksin COVID-19 oleh Pfizer (Facebook.com/Pfizer)
Proses pembuatan vaksin COVID-19 oleh Pfizer (Facebook.com/Pfizer)

Pfizer menjadi salah satu vaksin yang banyak digunakan di beberapa negara di dunia. Beberapa di antaranya Tunisia, Argentina, Afrika Selatan, Kolombia, hingga Eropa.

Vaksin ini dibanderol sebesar Rp100 ribu per dosis di Tunisia, sementara di Eropa harganya bisa mencapai Rp270 ribu per dosis.

5. Sinopharm

Vaksin buatan Sinopharm yang akan digunakan dalam vaksinasi di Peru pada Februari 2021. (flickr.com/Ministerio de Defensa del Perú)
Vaksin buatan Sinopharm yang akan digunakan dalam vaksinasi di Peru pada Februari 2021. (flickr.com/Ministerio de Defensa del Perú)

Vaksin produksi perusahaan farmasi asal China ini juga banyak digunakan beberapa negara, salah satunya Indonesia. Di negara tetangga, Kamboja, satu dosis Sinopharm dihargai Rp140 ribu per dosis.

Sementara itu, di sejumlah negara lain harganya jauh lebih tinggi, seperti di Mongolia Rp214 ribu, Argentina Rp285 ribu, China Rp425 ribu, dan Hungaria Rp514 ribu per dosis.

6. Janssen

ilustrasi vaksin janssen (reuters.com/reuters)
ilustrasi vaksin janssen (reuters.com/reuters)

Vaksin buatan perusahaan farmasi Johnson & Johnson (J&J) asal Belanda ini masuk Indonesia pada September lalu.

Di Eropa, satu dosis Janssen dihargai Rp121 ribu. Sementara di Afrika Selatan hingga Amerika Serikat, vaksin ini dihargai Rp142 ribu per dosis.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rehia Sebayang
Hana Adi Perdana
Rehia Sebayang
EditorRehia Sebayang
Follow Us