Danantara Incar Pendanaan, Gandeng 4 Bank Global untuk Pinjaman

Jakarta, IDN Times - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara telah menunjuk empat bank internasional ternama untuk mengoordinasikan rencana pinjaman multiganda (multicurrency) hingga 10 miliar dolar AS.
Mengutip The Business Times, Kamis (17/7/2025), nilai pinjaman tersebut bakal menjadi salah satu fasilitas pembiayaan terbesar di kawasan Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. Keempat bank tersebut adalah DBS Group, HSBC, Natixis, dan Standard Chartered.
1. Pinjaman akan memiliki tenor pendek

Permintaan proposal (request for proposal) untuk fasilitas pinjaman tersebut telah dikirimkan pada Juni 2025 lalu kepada sejumlah bank regional dan internasional, dengan tenor sekitar tiga hingga lima tahun. Dalam laporan riset, Viacheslav Shilin dan Ting Meng, analis strategi kredit Asia di Australia & New Zealand Banking Group (ANZ), menyoroti risiko struktur pembiayaan tersebut.
"Pinjaman yang diusulkan tergolong besar dan memiliki tenor relatif pendek untuk ukuran fasilitas jumbo, dapat menimbulkan tekanan pelunasan signifikan dalam jangka menengah," tulis mereka dalam laporan tersebut.
2. Sejak diluncurkan, Danantara tunjukkan kinerja yang baik

Sebelumnya, Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, menyampaikan lembaganya saat ini tengah melakukan finalisasi skema pendanaan luar negeri senilai 10 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau sekitar Rp162 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.185 per dolar AS), yang ditargetkan masuk pada Juli 2025.
Menurut Rosan, sejak resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 24 Februari 2025, Danantara telah berhasil menjalin sejumlah kesepakatan investasi strategis dengan mitra internasional, dengan total komitmen mencapai tujuh miliar dolar AS. Beberapa negara mitra yang terlibat antara lain Qatar, Rusia, China, dan Australia.
"Bahkan, pada Juli 2025 mendatang, lembaga ini diproyeksikan memperoleh tambahan pendanaan sebesar 10 miliar dolar AS dari perbankan luar negeri," ujar Rosan dalam keterangan tertulis.
Dia juga menjelaskan saat ini Danantara mengelola aset senilai lebih dari satu miliar dolar AS, dan menaungi 889 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis.
"Tanggung jawab ini sangat besar. Kami berkomitmen penuh kepada Bapak Presiden dan Bapak Wakil Presiden untuk menjaga amanah ini sebaik-baiknya," ujar Rosan.
3. Presiden Prabowo optimistis dengan Danantara

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto optimistis Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan menjadi salah satu pengelola dana kekayaan negara atau sovereign wealth fund (SWF) terbesar di dunia. Maka dari itu, Prabowo menyatakan rakyat Indonesia patut berbangga terhadap peluncuran Danantara Indonesia, dengan total aset lebih dari 900 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp14.715 triliun (kurs Rp16.350).
"Seluruh rakyat Indonesia patut berbangga karena dengan total aset lebih dari 900 miliar dolar Amerika, Danantara akan menjadi salah satu dana kekayaan atau SWF negara terbesar di dunia," kata Prabowo saat peluncuran Danantara Senin (24/2/2025)
Menurut Prabowo, Danantara merupakan solusi strategis dan efisien dalam mengoptimalkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pemerintah tidak hanya akan mengintegrasikan dividen BUMN ke sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan jangka panjang, tetapi juga mentransformasi BUMN agar menjadi pemimpin kelas dunia di bidangnya masing-masing.