Jakarta, IDN Times - Salah satu orang terkaya di Indonesia, yakni Hermanto Tanoko punya pengalaman hidup yang mencengangkan. Crazy Rich asal Surabaya, Jawa Timur itu lahir di rumah kecil bekas kandang ayam.
Meski pernah melalui kehidupan yang sulit, Hermanto kini sukses menduduki urutan ke-17 dalam daftar orang terkaya di Indonesia per Juni 2024 versi majalah Forbes. Berapa nilai harta kekayaan Hermanto?
Yuk, simak kisahnya!
Dikutip dari situs resmi Forbes, Rabu (18/9/2024), nilai kekayaan Hermanto tercatat mencapai 2,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp33,77 triliun (kurs Rp15.350 per dolar AS).
Hermanto bersama keluarganya adalah pemilik perusahaan cat terkemuka di Indonesia, yakni PT Avia Avian Tbk (Avian).
Perusahaan itu awalnya didirikan sang ayah, Soetikno Tanoko di Sidoarjo, Jawa Timur pada 1 November 1978. Kemudian, Hermanto ikut mengelola perusahaan bersama sang kaka, Wijono Tanoko.
Dikutip dari situs resmi Avian Brands, saat ini Hermanto menjabat sebagai Komisaris Utama PT Avia Avian, dan Wijono Tanoko sebagai Direktur Utama.
Pada Juli 2024 lalu, Hermanto Tanoko pernah menduduki peringkat kedua dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Hermanto menyalip sejumlah taipan batu bara hingga produsen rokok, yang selama ini menghuni daftar teratas lima orang terkaya RI.
Dia berada di atas peringkat raja batu bara Low Tuck Kwong di tempat ketiga, dan Hartono bersaudara di urutan empat dan lima. Sementara di posisi pertama masih ditempati Prajogo Pangestu.
Kala itu, harta kekayaan Hermanto tercatat mencapai 34,4 miliar dolar AS atau setara Rp553,84 triliun (kurs kala itu Rp16.100 per dolar AS). Kenaikan kekayaan Hermanto kala itu didukung sejumlah saham miliknya yang meningkat.
Berikut beberapa saham Hermanto yang menunjukkan performa apik pada paruh pertama 2024, yakni PT Avia Avian Tbk (AVIA) yang naik 11,61 persen, dan PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) yang melesat 83,72 persen. Selain itu, PT Penta Valent Tbk (PEVE) melonjak 54,84 persen, dan PT Mega Perintis Tbk (ZONE) terkerek 6,22 persen.
Sebelum ayahnya mendirikan pabrik cat, Hermanto dan keluarga pernah melalui masa-masa sulit. Bahkan, saat kesulitan keuangan, orang tua Hermanto sempat tinggal di emperan jalan, Gunung Kawi, dan vihara.
Pada tahun 1962, ayah Hermanto menyewa sebuah rumah kecil di Kota Malang, Jawa Timur. Tempat yang dijadikan rumah tinggal tersebut merupakan bangunan bekas kandang ayam berukuran 1,5 meter x 9 meter.
Pada tahun yang sama, Hermanto pun lahir di rumah yang hanya sepetak itu. Jadilah masa kecil Hermanto tinggal di bekas kandang ayam tersebut. Tapi hal ini tidak membuatnya putus asa dan patah semangat.