Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mandiri Kucurkan Rp264 T buat Pembiayaan Berkelanjutan

Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Alexandra Askandar. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Intinya sih...
  • Bank Mandiri salurkan pembiayaan berkelanjutan Rp264 triliun hingga Maret 2024, dengan porsi pembiayaan hijau sebesar Rp130 triliun.
  • Bank Mandiri berkomitmen mencapai Net Zero Emissions (NZE) operasional pada tahun 2030 dan financing pada tahun 2060 atau lebih awal.
  • Pihak Bank Mandiri melihat mekanisme pajak karbon dapat menjadi dukungan untuk meningkatkan permintaan pembiayaan hijau.

Jakarta, IDN Times - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melaporkan telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan alias sustainable financing sebesar Rp264 triliun hingga bulan Maret 2024.

Lebih rinci, dari angka tersebut, porsi pembiayaan hijau sebesar Rp130 triliun yang meningkat sebesar 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya, didominasi oleh sektor energi terbarukan, pengelolaan sumber daya alam (SDA) hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan, serta bangunan ramah lingkungan.

“Bank Mandiri berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) operasional pada tahun 2030, dan financing pada tahun 2060 atau lebih awal, sejalan dengan target pemerintah Indonesia,” kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar dalam diskusi media, Kamis (18/7/2024).

1. Tantangan penerapan ESG di Bank Mandiri

Gedung Bank Mandiri (bankmandiri.co.id)

Untuk mencapai target NZE, Alexandra mengatakan terdapat berbagai tantangan yang dihadapi perseroan, khususnya dalam mempromosikan investasi iklim. Tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah menyeimbangkan antara peluang dan kepatuhan regulasi dalam pembiayaan iklim, di mana investasi iklim seringkali dianggap mahal meskipun manfaat jangka panjangnya nyata.

Sebab, tak semua pemangku kepentingan menganggap hal tersebut sebagai prioritas, karena kepentingan bisnis tetap menjadi perhatian utama bagi pelaku industri dan juga bank komersial. Akibatnya, saat ini inisiatif iklim di Indonesia sebagian besar masih bersifat sukarela.

 “Penting untuk membuat perihal ini lebih menarik bagi semua pihak melalui mekanisme insentif dan pengurangan biaya untuk mendorong semua pihak bergerak menuju praktik bisnis yang lebih hijau, seperti insentif proyek hijau atau pajak karbon,” ujar Alexandra.

Alexandra mengatakan pihaknya telah melihat mekanisme pajak karbon dapat menjadi dukungan untuk meningkatkan permintaan pembiayaan hijau. Mekanisme itu memberikan konsekuensi finansial tertentu bagi bisnis yang menghasilkan emisi tinggi dan insentif bagi bisnis yang beralih menuju praktik berkelanjutan.

“Sinergi antara penetapan pajak karbon dan pembiayaan hijau memainkan peran penting untuk mempercepat transisi global menuju ekonomi rendah karbon,” ujar dia.

2. Bank Mandiri siapkan tiga pilar ESG

ilustrasi antrean bank (IDN Times/Besse Fadhilah)

Pada 2022 lalu, Bank Mandiri mendirikan unit ESG di bawah pengawasan Alexandra yang berfungsi sebagai control tower untuk memastikan implementasi aspek ESG ke dalam bisnis dan operasional.

Tujuan utamanya adalah memastikan inisiatif ESG dapat diimplementasikan juga untuk nasabah sambil menyeimbangkan risiko dan peluang secara efektif.

Secara keseluruhan, Alexandra mengatakan strategi ESG Bank Mandiri terdiri dari tiga pilar, yaitu Sustainable Banking, Sustainable Operation, dan Sustainability beyond banking , dengan delapan inisiatif utama dalam framework keberlanjutan.

“Secara internal, kami telah membangun fondasi yang kuat untuk ESG, menunjukkan komitmen yang kuat, meluncurkan berbagai inisiatif, mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam core business perusahaan, dan tentu saja bekerja sama dengan nasabah kami sebagai salah satu pemangku kepentingan paling krusial dalam perjalanan ESG yang panjang ini,” tutur Alexandra.

Dalam melibatkan nasabah, Bank Mandiri telah mengembangkan ESG Desk dalam unit Corporate Banking dengan dua fungsi utama, yaitu Client Center yang menawarkan solusi keuangan berkelanjutan yang inovatif, termasuk Green/Social Loan, Sustainability Linked Loan (SLL), Corporate-in-Transition Financing, dan ESG Advisory, serta Incubator for Expertise untuk membangun keahlian, dengan membentuk pondasi yang kuat terutama bagi para Relationship Manager untuk berinteraksi secara efektif dengan klien.

 “Kami sangat percaya bahwa nasabah memiliki peran yang sangat penting dalam perjalanan keberlanjutan kami,” ujar Alexandra.

3. Bank Mandiri tekankan program pemberdayaan perempuan

Bank Mandiri memperoleh apresiasi dan masuk sebagai tempat kerja terbaik untuk mengembangkan karier di Indonesia versi LinkedIn Top Companies 2024. (Dok. Mandiri)

Dalam menerapkan ESG, unsur kesetaraandan inklusi tak boleh dilupakan. Adapaun unsur itu bisa diterapkan dengan pemberdayaan perempuan yang dilaksanakan perseroan.

Bank Mandiri mempromosikan kesetaraan gender dan memberikan hak yang sama kepada semua pegawai, dengan mendorong inklusivitas melalui program seperti Mandiri Women Leader, program mentoring dalam rangka career development, serta fasilitas ruang laktasi dan daycare.

Alexandra percaya bahwa pemberdayaan perempuan bukan hanya tentang memberikan kesempatan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang mendukung dari mulai infrastruktur dan fasilitas.

Menurutnya, perempuan memiliki tanggung jawab besar baik di kantor maupun di rumah, oleh karena itu, penting bagi untuk memastikan mereka merasa dihargai dan didengarkan.

“Saya bersyukur dapat mempengaruhi kebijakan dan inisiatif untuk membawa perubahan positif, dengan mengintegrasikan prinsip ESG dalam operasional dan strategi Bank Mandiri guna membantu mencapai tujuan bisnis jangka panjang dan memberi kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan,” kata Alexandra.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us