Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pekerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Intinya sih...

  • Pastikan bonus cair tiap bulan atau tidak

  • Selama gaji mencukupi, gunakan buat kebutuhan sehari-hari

  • Jika gaji terlalu kecil, bonus yang digunakan

Pekerjaan yang berbeda membuat penghitungan pendapatan juga lain. Banyak pekerjaan memberikan gaji pokok yang lumayan. Namun, bonusnya kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Sementara itu, jenis pekerjaan lain malah menjanjikan bonus besar sekalipun gaji pokoknya tak seberapa.

Pekerjaan yang kasih bonus lebih besar daripada gaji pokok umumnya terkait tenaga pemasaran. Tujuan pemberian bonus melampaui gaji pokok ialah buat menggenjot penjualan. Bila gaji pokoknya sudah besar, orang tak terlalu bersemangat buat mencari tambahan berupa bonus penjualan.

Padahal, pemasukan utama perusahaan dari penjualan produk. Gaji pokok yang besar memberatkan perusahaan kalau produk gak laku. Lalu, bagaimana mengatur keuangan jika bonus lebih besar dari gaji pokok? Gunakan lima panduan berikut supaya dirimu tak keliru mengelola penghasilan.

1. Pastikan dulu bonus cair tiap bulan atau tidak

ilustrasi bekerja (pexels.com/Alena Darmel)

Jika kamu menjual produk yang setiap bulan pasti ada yang laku, bonus biasanya dihitung langsung di bulan yang sama. Namun, bila pemasaran produknya lebih lama bonus diberikan hanya saat ada yang terjual. Seperti bonus penjualan mobil atau properti. Tak menutup kemungkinan bonus tetap dihitung beberapa bulan sekali meski ada produk yang terjual setiap bulannya. Ini artinya, bonusmu dirapel. Ketahui secara pasti sistem perhitungan dan pembayaran bonus di tempat kerjamu.

Dengan demikian, dirimu terhindar dari salah berharap. Pengaturan keuangan selanjutnya juga akan lebih mudah. Walaupun bonus yang cair beberapa bulan sekali membuatmu menunggu, jangan berkecil hati. Itu dapat berfungsi sebagai tabungan.

2. Selama gaji mencukupi, gunakan buat kebutuhan sehari-hari

ilustrasi bekerja (pexels.com/Gustavo Fring)

Terutama untukmu yang rutin memperoleh bonus setiap bulannya. Coba bandingkan besaran gaji pokok dengan rata-rata bonus yang diperoleh. Apabila bonus lebih besar dari gaji pokok tetapi besaran gaji pun sudah layak untuk hidup, jangan otak-atik bonus.

Biarkan berapa pun bonus yang diperoleh tetap utuh. Kamu cukup memakai gaji bulanan guna bertahan hidup. Jangan tergoda buat membelanjakan bonus yang jumlahnya lebih besar. Kalau itu dilakukan, nanti kesannya gaji pokokmu tak memadai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Padahal, tanpa sadar telah tertanam dalam pikiranmu bahwa lebih banyak uang yang dibelanjakan lebih enak pula hidupmu. Misalnya, gaji pokokmu 2 juta rupiah sedangkan bonusnya 3 juta rupiah. Anggap saja bonus itu gak ada dengan kamu tetap hidup memakai uang 2 juta rupiah saja. Bonus seutuhnya disimpan.

3. Jika gaji terlalu kecil, bonus yang digunakan

ilustrasi bekerja (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Namun apabila besaran gaji pokok jomplang sekali dibandingkan bonus, lakukan berkebalikan dari poin 2. Misalnya, gaji pokokmu cuma 1 juta rupiah. Akan tetapi, rata-rata bonus dapat mencapai 2,5 juta rupiah tiap bulannya. Satu juta rupiah buat membiayai hidupmu saja barangkali gak cukup.

Ketimbang kamu memaksa berhemat sampai menyiksa diri, mending bonus yang dibelanjakan sehari-hari. Gaji pokok dikumpulkan sebagai tabungan. Tentu jumlah simpananmu menjadi tak sebesar seandainya gaji pokok yang dipakai untuk hidup. Namun, dirimu menjadi tetap bisa menikmati hasil kerja keras. Bersikaplah luwes soal ini. Masih bagus ada gaji pokok yang seluruhnya dapat ditabung daripada semua uang habis untuk berbagai kebutuhan.

4. Mengingat sifat bonus yang gak pasti, jangan terlalu diandalkan

ilustrasi bekerja (pexels.com/Anna Shvets)

Sayangnya, sebesar apa pun rata-rata bonus yang diterima olehmu tetap saja tidak pasti. Baik nominalnya maupun waktu pencairannya dapat berubah-ubah. Maka jangan sampai di dalam pikiranmu malah terlalu mengandalkan bonus.

Kamu perlu mengejar bonus dan boleh menerapkan poin 3. Namun, ingat bahwa gaji pokok yang pasti masuk ke rekeningmu tidak banyak. Ingatan ini mencegahmu dari sikap tak bijaksana dalam membelanjakan uang.

Kalau secara psikis dirimu sudah terlalu mengandalkan bonus, nanti dirimu gak siap ketika bonus berkurang atau waktu pencairannya berubah. Mengingat kecilnya gaji pokok memang bikin kamu merasa kurang nyaman. Akan tetapi, ini meningkatkan kewaspadaanmu dalam mengelola keuangan.

5. Tak perlu pamer bonus atau total pendapatan

ilustrasi bekerja (pexels.com/Los Muertos Crew)

Walaupun banyak orang punya gaji pokok lebih besar daripada kamu, belum tentu mereka mendapatkan bonus. Artinya, gaji pokok itulah satu-satunya harapan mereka. Jumlahnya sudah pasti dari bulan ke bulan. Kesempatan mereka untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar dari pekerjaan itu hampir tak ada. Sementara itu, total pendapatanmu dapat tidak terhingga. Ini amat tergantung dari kinerjamu dalam mengejar target.

Jika pencapaian target bagus, total pendapatanmu dapat berlipat-lipat dari orang yang gaji pokoknya gede. Namun, jangan tergoda untuk memamerkannya. Kalau kamu ditanya soal penghasilan, mending sebut saja gaji pokokmu. Atau bila gaji pokokmu terlalu kecil, tambah sedikit sekadar biar orang gak mengasihanimu. Sebab suka pamer bonus atau total pendapatan yang besar dapat menaikkan gengsi dan gaya hidupmu. Tanpa sadar ada rasa takut kalau perkataanmu diragukan sehingga gaya hidup dinaikkan supaya sesuai.

Baik gaji pokok maupun bonus sama-sama bagian dari pendapatan. Pada prinsipnya, keduanya dapat dipakai untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Akan tetapi, usahakan tetap mengatur keuangan jika bonus lebih besar dari gaji pokok. Jika tidak, kamu bakal menyalahkan jenis pekerjaannya tanpa pernah mau latihan mengelola keuangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team