Jakarta, IDN Times - PT Bank Syariah Indonesa Tbk (BRIS) memamerkan ATM Emas pertama di Indonesia. Direktur Utama BSI, Herry Gunardi menunjukkan proses transaksi emas batangan melalui mesin ATM.
Emas yang diperoleh dari ATM sebelumnya dibeli secara online melalui layanan BSI Emas Digital. Meski belum diluncurkan secara resmi untuk masyarakat, namun BSI menyatakan siap untuk menyediakan 50 unit ATM emas di Indonesia.
Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna hal itu merupakan salah satu dari upaya BSI menciptakan ekosistem emas di Indonesia. Apalagi, BSI akan menjadi bank pertama yang menjalankan bisnis bulion alias bullion bank.
“Diresmikannya BSI sebagai salah satu entitas yang menjalankan bisnis bank emas berpotensi memberikan manfaat untuk masyarakat, industri, dan pertumbuhan perekonomian nasional melalui optimalisasi ekosistem ekonomi syariah,” ujar Anton di BSI Tower, Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Saat ini, BSI sudah menyediakan layanan Emas Digital melalui aplikasi BYOND. Nasabah bisa membeli emas digital melalui layanan tersebut. Emas yang dibeli lewat BYOND juga dapat dicetak. Namun, untuk pencetakan melalui ATM emas masih dalam proses pengembangan, terutama yang terintegrasi dengan saldo emas digital di BYOND.
“Nanti kalau sudah connect dengan ATM-nya, insyaallah bisa instan, jadi nyetaknya di ATM langsung. Nyetak 1 gram, tarik di ATM, bisa. Nah ini kita sedang mencoba untuk menghubungkan BYOND kita dengan ATM-nya, itu perlu ada pengembangan sedikit di situ,” tutur Anton.
Adapun emas yang disediakan di BSI adalah produk BSI Gold. Anton mengatakan, BSI Gold merupakan logam emas batangan eksklusif berlogo BSI dengan karatase 99,99 persen yang memiliki standar SNI, dan telah memperoleh rekomendasi kesesuaian syariah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ke depannya, BSI juga ingin emas Antam memiliki sertifikasi London Bullion Market Association (LBMA).
“Jadi itu kalau dijual di mana pun, di luar negeri, emas kita akan diterima dengan level kualitas yang sama,” tutur Anton.