4 Perbedaan Deposito dan Obligasi, Investor Pemula Wajib Tahu!

Di dalam dunia investasi deposito dan juga obligasi merupakan dua instrumen yang kerap dijadikan sebagai pilihan oleh banyak orang karena dianggap lebih aman dan stabil. Walau keduanya sama-sama berorientasi pada pertumbuhan dana, namun ternyata masing-masing tetap memiliki mekanisme, karakteristik, dan juga tingkat risiko yang berbeda satu sama lain.
Memahami perbedaan antara deposito dan obligasi tentu merupakan langkah penting agar para investor bisa menentukan sendiri pilihan yang paling sesuai dengan tujuan keuangan dan juga profil risiko yang dimiliki. Tanpa adanya pemahaman jelas, maka bisa menempatkan dana pada instrumen yang tidak selaras dengan kebutuhan. Oleh sebab itu, simaklah beberapa perbedaan antara deposito dan obligasi yang wajib diketahui oleh para investor pemula.
1. Tingkat risiko dan jaminan keamanan dana

Deposito merupakan produk simpanan berjangka yang dikeluarkan oleh bank dan telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga batas waktu tertentu, sehingga risiko akan kehilangan dana pun jauh lebih kecil. Sementara untuk obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau korporasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi karena memang tidak dijamin oleh LPS.
Risiko obligasi sebetulnya bisa berasal dari potensi gagal bayar oleh penerbit atau fluktuasi harga di pasar sekunder yang bisa saja menimbulkan kerugian apabila dijual sebelum jatuh tempo. Tidak heran bagi para investor yang mungkin lebih mengutamakan pada keamanan dana, maka deposito dianggap sebagai pilihan yang lebih konservatif jika dibandingkan obligasi.
2. Potensi imbal hasil

Obligasi pada umumnya menawarkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi jika dibandingkan deposito, sebab ada tambahan kompensasi atas risiko yang lebih besar untuk tingkat imbal hasil. Obligasi sebetulnya sangat bervariasi, tergantung pada jangka waktu, kondisi pasar, hingga kualitas penerbit.
Sebaliknya deposito memberikan bunga tetap yang telah disepakati sejak awal dan juga tidak akan berubah hingga jatuh tempo, meski tingkat suku bunga pasar mengalami adanya perubahan. Dengan demikian, obligasi mungkin lebih menarik bagi para investor yang mengejar potensi keuntungan lebih tinggi, sementara deposito lebih cocok bagi mereka yang ingin memeroleh kepastian hasil.
3. Fleksibilitas penarikan dana

Dana yang ditempatkan dalam deposito memang tidak bisa ditarik sebelum jatuh tempo, sebab akan dikenai pinalti atau denda yang cukup besar. Hal ini tentu berbeda dengan obligasi yang bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, sehingga investor memiliki fleksibilitas untuk mencairkan dana lebih awal jika dibutuhkan, meski kemungkinan harga jual bisa saja berbeda.
Fleksibilitas obligasi biasanya disertai dengan risiko besar, yaitu harga bisa saja turun akibat perubahan suku bunga atau kondisi ekonomi, sehingga para investor harus cermat dalam menentukan waktu penjualan. Tidak heran apabila deposito lebih cocok bagi para investor yang tidak memerlukan akses likuid dalam jangka pendek, sedangkan obligasi memberikan ruang manuver tersendiri untuk dijual kembali dengan risiko yang sepadan.
4. Bentuk dan mekanisme investasi

Deposito berbentuk simpanan berjangka yang memang dikelola oleh lembaga perbankan dan proses investasinya bisa sangat sederhana, sebab hanya memerlukan pembukaan rekening dan penyetoran dana untuk jumlah tertentu. Sementara itu, obligasi biasanya berbentuk surat utang yang diperdagangkan melalui pasar modal, serta memerlukan adanya pemahaman terhadap berbagai istilah investasi, seperti yield, kupon, hingga jatuh tempo.
Pembelian obligasi pada umumnya dilakukan melalui perantara, seperti platform investasi resmi hingga perusahaan sekuritas, sehingga memang lebih kompleks jika dibandingkan dengan pembukaan deposito di bank. Tidak heran jika investor pemula yang mungkin belum familier dengan pasar modal akan lebih memilih deposito daripada obligasi.
Deposito dan obligasi merupakan dua instrumen investasi yang sama-sama dimanfaatkan untuk mengembangkan dana. Namun, keduanya memiliki perbedaan tersendiri dalam hal risiko, fleksibilitas hasil, hingga cara kerja. Tentukan pilihan untuk memilih deposito atau pun obligasi sebagai tujuan keuanganmu!