Rupiah Menguat Tipis di Tengah Kekhawatiran Penerapan Tarif Trump

- Rupiah ditutup terapresiasi sebesar 10 poin atau 0,06 persen dari penutupan hari sebelumnya.
- Rupiah menguat di tengah kekhawatiran pasar terhadap rencana AS menerapkan tarif perdagangan baru.
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam penutupan perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (4/7/2025) sore.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berhasil ditutup pada level Rp16.185 per dolar AS. Posisi ini terapresiasi sebesar 10 poin atau 0,06 persen dari penutupan hari sebelumnya.
1. Pasar gelisah hadapi rencana tarif dagang AS
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, penguatan rupiah terjadi di tengah kekhawatiran pasar terhadap rencana AS menerapkan tarif perdagangan baru. Presiden AS Donald Trump menyatakan akan mulai mengirim pemberitahuan resmi tarif ke negara-negara ekonomi utama paling cepat pada Jumat.
Tarif impor yang disebut sebagai "hari pembebasan" itu akan diberlakukan mulai 9 Juli 2025, dengan besaran antara 20 hingga 50 persen. Hingga kini, AS baru menandatangani kesepakatan perdagangan dengan Inggris dan Vietnam, serta perjanjian kerangka kerja dengan China.
"Tarif tersebut, jika diberlakukan dalam skala penuh, akan mengganggu perdagangan global dan menekan ekonomi berorientasi ekspor utama di Asia," ujarnya.
2. Sorotan terhadap RUU pemotongan pajak AS
Selain isu perdagangan, Ibrahim mencermati pengaruh dari perkembangan fiskal AS. Kongres telah mengesahkan RUU pemotongan pajak besar-besaran yang diusulkan oleh Presiden Trump.
RUU tersebut juga mencakup peningkatan belanja untuk keamanan perbatasan dan pengurangan pengeluaran jaring pengaman sosial.
"Kekhawatiran atas defisit fiskal AS saat Kongres menyetujui RUU pemotongan pajak besar-besaran Presiden Trump pada hari Kamis," papar Ibrahim.
RUU kini telah diserahkan ke Gedung Putih untuk ditandatangani sebelum tenggat waktu 4 Juli. Kantor Anggaran Kongres memperkirakan kebijakan ini akan menambah utang nasional sebesar 3,4 triliun dolar AS, di tengah total utang yang telah mencapai 36,2 triliun dolar AS.
3. Proyeksi pergerakan rupiah awal pekan
Pada perdagangan sore, mata uang Garuda menguat 10 poin ke Rp16.185 per dolar AS setelah sebelumnya sempat melemah hingga 30 poin terhadap dolar AS.
Untuk perdagangan Senin (7/7/2025) depan, Ibrahim memperkirakan, rupiah akan bergerak fluktuatif namun cenderung melemah. Dia memprediksi rupiah akan berada pada kisaran Rp16.140 hingga Rp16.190 per dolar AS.