Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tempat Terbaik Menyimpan Uang agar Gak Habis 'Dimakan' Inflasi

ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)
ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)

Inflasi bisa bikin pusing tujuh keliling, apalagi kalau kamu gak tahu harus menyimpan uang di mana. Harga barang naik terus, tapi gaji belum tentu ikut naik. Kalau uang cuma ditabung di rekening biasa, nilainya bisa makin kecil dari tahun ke tahun.

Itulah kenapa kamu perlu strategi untuk menyimpan uang di tempat yang bisa “melawan” inflasi. Gak cukup cuma simpan di bawah bantal atau rekening tabungan yang bunganya kecil. Uangmu butuh tempat yang bisa bantu tetap tumbuh, bahkan di tengah kondisi ekonomi yang gak menentu.

Nah, artikel ini bakal membahas lima tempat terbaik untuk menyimpan uang saat inflasi tinggi. Tujuannya biar kamu gak kehilangan daya beli hanya karena salah taruh uang. Yuk, simak baik-baik!

1. Saham dan indeks pasar

ilustrasi investasi saham (pexels.com/Rômulo Queiroz)
ilustrasi investasi saham (pexels.com/Rômulo Queiroz)

Saham memang terkesan berisiko, tapi buat jangka panjang, justru bisa jadi pelindung terbaik dari inflasi. Menurut Patrick Geddes, mantan CEO Aperio Group, saham punya potensi imbal hasil tertinggi dibanding aset lain, terutama kalau kamu punya waktu simpan lebih dari 10 tahun.

Indeks pasar seperti S&P 500 bisa jadi pilihan karena isinya perusahaan besar dari berbagai sektor. Risiko tersebar, tapi potensi untung tetap ada. Kalau kamu gak mau ribet milih saham satu per satu, tinggal invest di reksa dana indeks yang mengikuti kinerja pasar.

2. Real estate atau investasi properti

ilustrasi properti (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)
ilustrasi properti (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)

Harga properti cenderung naik seiring waktu, apalagi di kota besar. Bahkan kalau kamu belum sanggup beli rumah buat disewakan, tetap ada jalan buat ikut cuan lewat REITs (Real Estate Investment Trusts).

REITs ini kayak saham properti yang bisa kamu beli di bursa. Ketika harga sewa dan nilai properti naik, biasanya harga REITs juga ikut naik. Andrew Latham dari SuperMoney menyarankan REITs sebagai opsi menarik karena cenderung tahan terhadap tekanan inflasi.

3. Reksa dana komoditas

ilustrasi logam emas (pexels.com/Michael Steinberg)
ilustrasi logam emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Komoditas seperti minyak, gandum, dan emas biasanya ikut naik saat inflasi tinggi. Makanya, banyak investor menjadikan komoditas sebagai “hedge” atau pelindung terhadap inflasi.

Tapi karena harganya bisa fluktuatif banget, lebih aman kalau kamu invest lewat reksa dana komoditas daripada beli langsung. Dengan cara ini, kamu bisa ikut ambil untung dari kenaikan harga komoditas tanpa harus pusing memikirkan kapan beli atau jual.

4. Deposito berjangka dengan bunga tinggi

ilustrasi bank (vecteezy.com/Oleg Gapeenko)
ilustrasi bank (vecteezy.com/Oleg Gapeenko)

Kalau kamu punya tujuan keuangan jangka pendek, seperti beli rumah dalam 1-2 tahun ke depan, deposito berjangka bisa jadi pilihan. Sekarang banyak bank yang mulai menaikkan bunga deposito karena suku bunga acuan juga naik.

Walau gak secepat saham atau properti dalam memberi untung, setidaknya deposito dengan bunga tinggi bisa bantu mempertahankan nilai uangmu. Apalagi kalau kamu gak mau ambil risiko terlalu besar.

5. Reksa dana campuran

ilustrasi investasi (vecteezy.com/sompoch sivakosit)
ilustrasi investasi (vecteezy.com/sompoch sivakosit)

Buat kamu yang masih pemula tapi pengin portofolio seimbang, reksa dana campuran bisa jadi solusi. Di dalamnya ada campuran saham, obligasi, dan instrumen pasar uang. Jadi risikonya gak terlalu tinggi, tapi tetap punya potensi hasil yang lumayan.

Strategi ini cocok buat kamu yang mau aman tapi tetap dapat hasil lebih baik dari tabungan biasa. Diversifikasi aset seperti ini bisa bantu kurangi dampak negatif dari inflasi dan fluktuasi pasar.

Menghadapi inflasi itu butuh strategi. Gak bisa lagi cuma andalkan tabungan biasa karena bunganya kalah jauh dari laju kenaikan harga barang. Mulai sekarang, kamu bisa pertimbangkan lima tempat tadi untuk menyimpan uang. Pilih yang sesuai dengan tujuan dan jangka waktumu.

Kalau kamu tipenya konservatif, deposito atau reksa dana campuran bisa jadi pilihan. Tapi kalau siap ambil risiko demi hasil lebih besar, saham atau properti bisa jadi jawabannya. Hal terpenting, jangan biarkan uang kamu diam aja. Karena di tengah inflasi, uang yang diam itu pelan-pelan kehilangan nilainya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Business

See More

Tingkat Pengangguran Susut Paling Rendah ke 4,76 Persen sejak 1998

20 Okt 2025, 11:40 WIBBusiness