Tingkat Pengangguran Susut Paling Rendah ke 4,76 Persen sejak 1998

- Angka kemiskinan turut menurun, mencapai 8,47 persen
- Penurunan pengangguran tak terlepas dari kebijakan fiskal dan stimulus pemerintah
- IMF naikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI menjadi 4,9 persen untuk 2025 dan 2026
Jakarta, IDN Times – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan kondisi ekonomi nasional terus menunjukkan perbaikan, khususnya dari sisi ketenagakerjaan. Dia menyoroti tren penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang kini berada pada posisi terendah sejak krisis ekonomi 1998.
"Tingkat pengangguran terbuka kita saat ini berada di angka 4,76 persen. Ini adalah yang paling rendah sejak reformasi 1998. Artinya, pemulihan ekonomi dan kebijakan penciptaan lapangan kerja mulai menunjukkan hasil nyata," ujar Airlangga dikutip, Senin (20/10/2025).
Sebagai perbandingan, pada masa puncak krisis moneter 1998, TPT melonjak tajam akibat gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), penyusutan kapasitas industri, dan gejolak nilai tukar rupiah. Saat itu, angka pengangguran menjadi indikator utama dari instabilitas ekonomi yang melanda Indonesia. Kini, berselang lebih dari dua dekade, jumlah penduduk yang bekerja tercatat mencapai 145,77 juta orang, meningkat 3,59 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
1. Angka kemiskinan turut menurun

Selain ketenagakerjaan, Airlangga juga menyoroti perbaikan di sektor kesejahteraan sosial. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan per Maret 2025 turun menjadi 8,47 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Jumlah penduduk miskin saat ini tercatat sebanyak 23,85 juta jiwa, turun dari 25,22 juta jiwa pada Maret tahun lalu," ungkapnya.
Penurunan ini disebut sebagai hasil dari program perlindungan sosial yang konsisten, serta stimulus ekonomi yang terus digulirkan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong aktivitas usaha di berbagai sektor.
2. Penurunan pengangguran tak terlepas dari kebijakan fiskal dan stimulus pemerintah

Penurunan pengangguran tak lepas dari kombinasi kebijakan fiskal dan program strategis pemerintah, seperti perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR), program padat karya, serta berbagai stimulus ekonomi yang mempercepat pemulihan sektor usaha.
Salah satu program terbaru adalah peluncuran Paket Ekonomi 8, yang mencakup program magang selama satu tahun bagi lulusan perguruan tinggi. Program ini menyasar Generasi Z (Gen Z) dan diharapkan menjadi jembatan transisi dari pendidikan ke dunia kerja.
"Program Magang Lulusan Perguruan Tinggi bagi 100.000 lulusan PT (sekitar 10-11 persen dari fresh graduate) dengan uang saku setara Upah Minimum Kabupaten/Kota diluncurkan," kata Airlangga.
Penurunan TPT hingga di bawah lima persen menjadi sinyal penting pemulihan ekonomi nasional berada di jalur yang benar. Pemerintah berharap tren ini akan terus berlanjut seiring dengan percepatan investasi, penguatan sektor industri, dan perluasan akses pembiayaan bagi UMKM.
3. IMF naikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI

Airlangga menjelaskan di tengah ketidakpastian geopolitik dan geoekonomi global, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan terbarunya menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9 persen untuk 2025 dan 2026. Angka ini meningkat dari proyeksi sebelumnya yang dirilis pada Juli 2025, yaitu 4,8 persen.
Menurut Airlangga, IMF menilai Indonesia sebagai salah satu bright spot di tengah perlambatan ekonomi global. Penilaian positif ini didasarkan pada keberhasilan pemerintah Indonesia dalam melakukan reformasi kelembagaan serta penerapan kebijakan fiskal yang disiplin.
"Patut kita syukuri capaian ini. Di saat banyak negara mengalami tekanan ekonomi, Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan yang solid dan stabil," ujarnya.