Tips Pemasaran Produk yang Efektif ala Customer Acquisition Cost

- Rumus customer acquisition cost: Total biaya pemasaran dibagi total pembeli dalam satu periode.
- Membandingkan biaya pemasaran dengan harga produk: Idealnya 2-5% untuk B2B, 5-10% untuk B2C, dan 10-20% untuk bisnis pemula.
- Variasi besaran biaya pemasaran yang nilainya dinamis: Tergantung pada jenis produk dan durasi pemakaiannya.
Sederhananya, customer acquisition cost ialah penghitungan biaya yang perlu dikeluarkan oleh sebuah bisnis untuk mendapatkan pelanggan dalam periode pemasaran tertentu. Dengan perhitungan ini, pebisnis jadi tahu, detail terkait berapa besar biaya yang perlu dikeluarkan untuk mendapatkan setiap satu pembelinya.
Tentunya, customer acquisition cost menjadi jembatan untuk mengetahui seberapa efektif program pemasaran yang telah dilakukan, ya. Terlebih, apakah di dalamnya perlu selalu meggaet pembeli baru, atau cukup efisien lantaran lebih banyak pelanggan lama yang sudah loyal. Berikut sederet ulasan selengkapnya.
1. Rumus customer acquisition cost

Hal pertama dan utama untuk mengukur seberapa efektif pemasaran produkmu ialah dengan mengetahui seberapa besar biaya yang perlu dikeluarkan untuk mendapatkan satu pembeli. Dalam customer acquisition cost menggunakan rumus total biaya pemasaran dibagi total pembeli yang didapatkan dalam satu periode.
Misalnya saja, biaya pemasaran dalam satu bulan yakni sebesar Rp1 juta dengan total pembeli yang berhasil didapatkan ialah 100 orang. Artinya, untuk bisa mendapatkan satu pembeli, kamu perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp10 ribu, ya.
2. Membandingkan biaya pemasaran dengan harga produk

Jika kamu perlu mengeluarkan biaya pemasaran sebesar Rp1 juta untuk mendapatkan 100 pembeli dalam sebulan. Sedangkan, harga satuan produkmu ialah sekitar Rp100 ribu.
Artinya, Kamu menyisihkan 10% dari harga produkmu untuk setiap pembeli yang melakukan transaksi belanja. Dengan kata lain, nilai produkmu menjadi Rp90 ribu per satuannya, ya.
Lantas, berapa angka yang efektif untuk biaya pemasaran? Umumnya? Yakni berkisar di angka 2-5% untuk B2B atau bisnis jual beli produk antar perusahaan alias tidak langsung ke tangan konsumen akhir.
Lalu di angka 5-10% untuk B2C atau bisnis yang langsung menjual produknya ke konsumen. Terakhir, di angka 10-20% untuk bisnis pemula, khususnya yang masih ditahap ekspansi, membangun brand awareness.
3. Variasi besaran biaya pemasaran yang nilainya dinamis

Meskipun ada angka yang menjadi tolak ukur efektivitas atas biaya pemasaran, namun tentunya antar satu bisnis dengan bisnis lainnya tidak bisa dipukul rata, ya. Terlebih, tergantung pada jenis produk, apakah termasuk produk kebutuhan sehari-hari yang memungkinkan pembeli butuh untuk beli lagi atau tidak.
Dalam hal ini, menjadi pertimbangan untuk tetap di batas angka biaya pemasaran yang aman atau boleh lebih. Misalnya saja 1 pembeli FnB butuh biaya pemasaran Rp15 ribu. Sedangkan 1 pembeli bidang fashion hanya butuh biaya pemasaran Rp10 ribu.
Jika dilihat dari durasi pemakaiannya, jelas lebih memungkinkan untuk lebih cepat terjadi repurchase di bidang FnB, ya. Di awal tampak lebih hemat biaya pemasaran per permbeli di bidang fashion, namun perlu diingat akan potensi pembeli tidak membutuhkannya di setiap harinya.
Begitu pula dengan biaya pemasaran untuk bisnis pemula. Realitasnya, biaya yang dikeluarkan gak melulu menjadi pembeli, melainkan sekadar membangun brandawareness, butuh waktu untuk target konsumen punya kepercayaan dan terjadi transaksi pembelian.
Meski begitu, di balik biaya pemasaran untuk bisnis pemula yang terasa lebih besar angkanya, target tidak hanya menjadi sasaran konsumen. Melainkan juga tim pemasaran yang secara tersirat saat mereka mau mencoba, dan terbukti cocok.
Bukankah omongan sesama pembeli lebih berpotensi besar untuk dipercaya kebenarannya? Ya, jika dibandingkan omongan yang keluar dari seorang sales marketer. Hal ini tentu akan menguntungkan bisnis pemula yang belum banyak dikenal orang secara luas, apalagi percaya untuk beli produknya.
Tentunya biaya pemasaran yang dikeluarkan juga menjadi modal untuk promosi. Yakni, dari mulut ke mulut para konsumen yang telah percaya pada produk akan bisnismu yang masih pemula itu, ya.
Nah, itu tadi sederet penjelasan terkait customer acquisition cost lengkap dengan variasi di balik biaya pemasaran yang perlu dikeluarkan untuk mendapatkan pembeli. Sekarang, coba terapkan pada bisnismu, apakah customer acquisition cost versi produkmu sudah terbilang efektif? Lakukan evaluasi di dalamnya, ya!