[PUISI] #001489

21 Agustus, Rabu
Pada mulanya kelakar wibu
Tetiba cetak sejarah baru
Biru bukan sekadar biru
Berakhir masif seluruh penjuru
Orang-orang saling menyeru
Semua kawula diberi tahu
Esoknya massa kumpul jadi satu
Membawa kesamaan marah dan tuju
Tak ingin aturan diobrak para pemangku
Apalagi demi muluskan jalan si bungsu
Sudah tua masih dicarikan kerja oleh bapakmu
Biar saja aparat terus menyaru dan memburu
Dikira masyarakat gampang sekali diadu
Laksana si paling jagoan pamerkan peluru
Menyiksa demonstran dianggap seru
Nyawa tak dianggap lebih berharga dari batu
Prioritas nomor satu kepentingan para pemangku
25 Agustus, Minggu
Biru bukan sekadar biru
Biru satu ini masih belum mengabu
Simbol perlawanan yang akan terus dielu
Perjuangan rakyat pun menolak tutup buku
Selama negara masih dikangkangi para penipu
Azab dan sengsara senang hati menunggu hadirmu