Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Aku Ingin

Default Image IDN

(1)
Aku rindu.
Bukan pada si empunya hatiku dulu,
tapi kepada tiap kenangan yang selalu membuatku tertatih untuk berlalu.
Kau tahu?
Dia, lelaki itu, yang gemar menyeru,
"Jangan telat makan, jadi sakit kan. Batu!"
Sudah tidak lagi menggangguku dengan omelan dan segala gerutu.
Tapi, kau tahu? Justru itu yang membuat aku kerap kali dirundung ingin bertemu.

(2)
Aku heran pada mereka yang sering
mengeluh; "pacarku menghilang"
atau "pacarku memberi kabar jarang-jarang"
ada lagi "seperti aku sendiri yang berjuang"
dan "dia sukanya melarang-larang"
Hei, sayang!
Kau tak tahu artinya bersyukur, kah?
Diingatkan makan, katanya "sok iya"
Dilarang pulang malam, katanya "kamu siapa?"
Tapi kalau didiamkan, katanya "kok berubah?"

(3)
Aku ingin seperti mereka.
Diperhatikan, dikhawatirkan, seperti dulu kala.
Aku ingin dilarang, selagi menurutnyaitu yang terbaik untuk aku nantinya.
Aku ingin selalu mendengar kabarnya,
agar aku tidak salah menduga-duga.
Aku ingin semuanya! Ingin dia selalu ada.
Ingin dia menyisihkan sedikit waktunya.
Sungguh, sedikit saja tak apa,
sebab kini kuminta banyak pun tak lagi bisa.

(4)
Tapi waktu terus berlalu.
Ia terlampau jahat karena selalu
berjalan tanpa mengembalikanmu;
padaku.
Bukan berarti aku masih mencintaimu.
Bukan, sama sekali tidak begitu.
Sudah kubilang di nomor satu,
Aku hanya rindu.

(5)
Aku rindu dia cari,
rindu dia ingini.
Aku rindu merasai itu lagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us